Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara meminta Polresta Medan membeberkan kepada publik penyebab kematian pedagang Pusat Pasar Medan, Gidion Ginting.
Koordinator KontraS Sumut, Herdensi Adnin, mengatakan penyebab kematian Gidion belum dijelaskan secara rinci, padahal tak sedikit pedagang menduga Gidion dianiaya beberapa personel TNI dan Polri.
"Bila terlalu lama penjelasan dari Polresta Medan akan menimbulkan spekulasi ataupun publik meragukan kinerja Polresta Medan. Makanya, perlu adanya penjelasan hasil autopsi organ dalam itu," kata Adnin di kantor KontraS Sumut, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Rabu (27/1/2016).
Herdensi bilang, lambatnya pengungkapan kasus kematian Gidion akan berdampak pada buruknya citra kinerja Polri dalam menyelesaikan kasus kriminal ataupun kejahatan yang melibatkan anggotanya.
"Apa karena kasus ini melibatkan personel Polri sehingga penyidik terkesan lambat menyelesaikan kasus ini. Mengapa hasil autopsi itu belum dijelaskan kepada publik. Padahal seharusnya tidak harus lambat," ujar dia.
Diketahui, oknum polisi berinisial JPS merupakan anak Sibarani, pedagang yang terlibat cekcok dengan Gidion sebelum meninggal dunia.
JPS disebut-sebut sebagai otak pelaku penganiayaan Gidion hingga meninggal dunia. Santer berkembang JPS menugaskan penjaga keamanan untuk membawa Gidion ke pos petugas jaga malam.
Pada Jumat (18/12/2015) sekitar pukul.16.30 WIB, pedagang pasar sentral dikejutkan Gidion Ginting tergeletak, tidak jauh dari pos jaga malam. Para pedagang langsung membawa ke Rumah Sakit Murni Teguh.
Dalam perjalanan ke rumah sakit Gidion menghembuskan nafas, karena itu keluarga meminta untuk dilakukan autopsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.