TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kesaksian mencengangkan diungkapkan beberapa anggota Gafatar asal DI Yogyakarta.
Mereka mengatakan, ratusan orang yang mendatangi permukiman anggota Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat yang kemudian berujung aksi pembakaran diduga, merupakan massa bayaran.
"Kami saat di sana itu berhubungan baik dengan warga sekitar, dengan suku Dayak juga baik. Kita itu sampai dikasih pohon pisang oleh warga disana," ujar ES, seorang pengungsi Gafatar, Jum'at (30/01/2016).
ES mengaku hubungan baik dengan warga sekitar itu pun terus terjaga sehingga ia tidak mengetahui pasti alasan munculnya aksi pembakaran dan pengusiran.
Namun, lanjut dia, memang diduga terjadi pengerahan massa yang dilakukan seorang oknum. Bahkan, diduga massa yang melakukan pembakaran mendapatkan sejumlah uang.
"Kemarin itu dengar-dengar ada yang dibayar Rp 100.000 per orang," tandasnya.
Dugaan tersebut muncul setelah para anggota Gafatar mendengar seseorang berteriak soal bayaran usai melakukan pembakaran.
"Kan ada yang teriak. Bilang mending tadi nggak usah kalau jalan becek gini hanya dikasih Rp 100 ribu," ucapnya.
Sementara itu CN, juga anggota Gafatar asal DIY, menambahkan jika massa yang datang berasal dari luar Mempawah.
Sebab para aggota Gafatar memiliki hubungan baik dengan warga sekitar permukiman.
"Indikasinya bukan warga sekitar lahan. Soalnya hubungan kami baik," papar CN.
Seperti diketahui sebelumnya, permukiman anggota Gafatar di Mempawah Kalimantan Barat di bakar massa beberapa waktu lalu.
Mereka menuntut agar para anggota Gafatar di Mempawah segera pulang ke tempat asal mereka.(Kompas.com/Wijaya Kusuma)