News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspada Demam Berdarah

Selama Januari, Penderita Demam Berdarah di Sulsel Capai 529 Orang

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa barat, Selasa (2/2/2016). Akibat membludaknya pasien DBD sejak 1 hingga 26 Januari 2016 dengan total 126 pasien, sebagian pasien rawat inap terpaksa harus dirawat di lorong rumah sakit. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR  -  Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Selatan terus meningkat sejak memasuki tahun 2016.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), jumlah penderita sejak Januari sudah mencapai 529 orang.

"Data terbaru yang kami peroleh dari tiap daerah, jumlah penderita DBD di Sulsel sudah mencapai 529 orang," kata Kepala Bidang P2PL Dinkes Sulsel, Nurul AL, Rabu (3/2/2016).

529 penderita tersebut tersebar di 24 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan.

Nurul melanjutkan, data tersebut masih bersifat sementara dan kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat kasus DBD yang terus meningkat belakangan ini.

"Data tersebut terus mengalami perubahan karena penderita DBD yang semakin meningkat di berbagai daerah, kami juga selalu mengupdate informasi setiap saat untuk mengetahui perkembangannya," pungkasnya.

Mengingat tingginya kasus DBD di Sulsel tersebut, Dinas kesehatan Sulsel mengimbau kepada setiap Kabupaten/kota di Sulsel untuk melakukan upaya pencegahan secara maksimal.

"Diharapkan upaya maksimal dalam pencegahan dan penangulangan kasus DBD antara lain dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus," ujar Nurul. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini