Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Para eksportir mengeluh karena kekurangan lada putih dari Bangka Belitung untuk memenuhi permintaan dunia.
Ini disampaikan oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Efendi saat berkunjung ke Kampung Plaben Desa Baturusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Jum'at (19/2/2016).
Rustam menambahkan, bahwa saat ini eksportir hanya mampu mengumpulkan hasil panen lada masyarakat di Bangka Belitung sekitar 10.000 ton jumlah ini masih jauh dari permintaan lada putih dunia.
Apalagi nama lada putih dari Bangka Belitung sudah dikenal dunia memiliki kualitas sangat baik.
"Ini jadi tantangan masyarakat Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi panen lada putih," kata Rustam Efendi.
Untuk itu, gubernur mengajak masyarakat kembali menggalakan sektor perkebunan lada di Bangka Belitung.
Hal ini karena semakin baiknya harga lada di pasaran dunia yang mencapai Rp 120.000/kilogram.
Melihat potensi yang baik ini diharapkan kembali menjadi sektor andalan setelah sektor pertambangan timah mengalami krisis akibat harga dunia timah anjlok.
"Ayo kita tanam lada karena harganya nggak mungkin lagi dibawah Rp 100.000. Dulu sebelum booming timah sektor perkebunan lada jadi andalan masyarakat Bangka Belitung," kata Rustam Efendi Jum'at (19/2/2016).
Ditambahkannya, kebun lada banyak berkurang saat masyarakat beralih ke tambang timah usai reformasi.
Namun saat ini warga kembali mencetak kebun-kebun lada baru setelah terjadi krisis pertimahan tiga tahun belakangan.
Untuk itu pemprov Bangka Belitung bersama pemkab-pemkab akan membatu masyarakat.
"Masyarakat yang cetak kebunnya kita pemerintha daerah akan menyiapkan bibit lada unggulan," kata Rustam Efendi.(*)