Suparlan diketahui dalam kesehariannya adalah seorang petani.
Pernyataan itu diamini oleh Kepala Desa (Kades) Gandurejo, Komarudin yang menyatakan bahwa warganya merasa resah dengan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini.
Dia mengatakan, sebelum latihan ala militer ini dilakukan, para anggota ini juga kerap melakukan pengajian tanpa pengeras suara.
"Setahun dua kali, mereka menyelenggarakan pengajian akbar. Biasanya, sehabis pengajian itu, ada latihan bela diri," paparnya.
Keresahan dan kecurigaan warga muncul setelah kelompok ini mengadakan pelatihan di hutan secara tertutup.
Bahkan mereka juga diduga menggunakan senapan angin dalam latihan, hal inilah yang semakin memicu keresahan warga terkait dengan latihan ala terorisme.
"Kami sebenarnya sudah memperingatkan dan melaporkan masalah ini ke Polisi. Namun, saat itu polisi perlu bukti," ujar Khomarudin.
Tak Lazim
Kapolres Temanggung, AKBP Wahyu Wim Hardjanto mengatakan, pengamanan terhadap 38 peserta latihan ini dilakukan setelah mendapat laporan dari warga terkait dengan adanya kegiatan mencurigakan yang dilakukan salah satu kelompok ini.
"Dari laporan yang ada, kegiatan ini memang dilakukan secara tak lazim baik dari segi tempat maupun waktu latihannya. Latihan di hutan dan malam hari. Apalagi dari laporan pesertanya menggunakan pakaian doreng dan sepatu PDL, ala militer. Maka, langsung kami periksa," jelas Wim.
Dia menambahkan, pemeriksaan terhadap 38 anggota ini dilakukan sejak penangkapan Jumat (19/2/2016) malam dan pengamanan di Mapolres, Sabtu (20/2/2016) dini hari.
Selama 1 x 24 jam, pihaknya akan bekerja memeriksa para peserta latihan mencurigakan ini.
"Perlu saya tegaskan, ini tidak ada kaitannya dengan terorisme," tegas Wim.
Terkait dengan senjata dan temuan buku-buku yang ada, Wim memilih irit bicara.
Dia mengatakan, secara detil temuan bukti dan juga fakta baru di lokasi latihan akan dipaparkan dalam rilis yang akan digelar oleh Polda Jateng.
"Secara detil nantinya akan disampaikan oleh Polda Jateng. Tugas kami adalah memeriksa mereka," ujarnya.
Dia mengatakan, teman-temannya itu sedang melakukan latihan SAR di Gunung Sumbing.
"Sekarang musim hujan dan banyak terjadi bencana, dengan latihan SAR ini diharapkan nanti peserta bisa mengantispasi bencana," katanya. (tribunjogja.com)