Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Hening Widiatmoko, mengaku tertarik dengan kegiatan yang dilakukan Santo Aloysius.
Menurutnya, menggunakan batik hasil karya siswanya sendiri bisa menjadi tren baru di Kota Bandung dan Jabar.
"Ini ide yang orisinil dan belum ada di Indonesia jika batik karya setiap siswanya menjadi seragamnya sendiri."
"Ini menunjukkan sekolahnya cinta batik dan akan menjadi tren baru," kata Hening kepada wartawan di Santo Aloysius, Jalan Batununggal II, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Senin (22/2/2016).
Hening pun akan berupaya menularkan kreativitas itu ke setiap sekolah di Jabar pada 2017.
Santo Aloysius bisa menjadi sekolah percontohan mengenai seragam batik hasil karya siswanya sendiri.
"Ketika ada sebuah sekolah yang berinisiatif membuat karya sekolah dalam bentuk batik itu luar biasa."
"Apalagi setiap siswanya mencoba membatik. Hasil karya masing-masing siswa itu pun dijahit sendiri dan dipakai sendiri, tentunya akan menjadi kebanggaan sendiri," kata Hening.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dede Amar, mengatakan hal yang serupa.
Pihaknya akan menyampaikan ide Santo Aloysius ke sekolah yang ada di Kota Bandung.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap budaya melalui kreativitasi.
"Ini merupakan ide cemerlang karena yang terjadi ada 2500 motif batik yang berbeda di sekolah ini," ujar Dede singkat.
Ketua Yayasan Mardiwijana Bandung dan Yayasan Satya Winaya, Sherly Iliana, mengatakan, pihaknya memang sengaja mengangkat batik sebagai pembelajaran selama dua tahun terakhir.
Sebab pihaknya ingin menjaga dan melestarikan budaya batik yang sempat diklaim negeri Jiran.
"Kami ingin mengajak para siswa kami cinta batik dan bangga pakai batik terutama sebagai seragam," kata Sherly.
Sherly menambahkan, hasil karya para siswa itu nantinya akan dipakai sebagai seragam selama beberapa tahun. Para siswa akan menggunakan seragam batik setiap Jumat.
"Selain menghargai budaya batik, kami juga mengajak para siswa bangga terhadap karyanya sendiri karena tidak ada yang salah dan jelek dari hasil karya mereka. "
"Selain itu, kami ajak mereka bisa menghasilkan sesuatu dan mau belajar banyak hal," kata Sherly. (cis)