Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Kanit Reserse Kriminal Polsek Natar, Lampung Selatan, Inspektur Dua Setio Budi Howo mengutarakan, DZ (17), tersangka pembegalan, tidak sendiri dalam melakukan aksinya.
DZ beraksi bersama kelima rekannya.
“Lima rekan DZ hingga kini masih buron,” ujar Budi, Selasa (23/2/2016).
Empat rekan DZ yang lain diketahui masih berstatus sebagai pelajar sama seperti DZ.
Mereka adalah Ag (17), Fs (17), Ri (17), In (17). Satu lainnya adalah AN (20).
Budi mengutarakan, komplotan ini beraksi di tempat pemakaman warga Tionghoa di Desa Bumi Sari, Natar. Para tersangka datang menghampiri korban mengendarai tiga sepeda motor.
“Mereka menodong korban pakai senjata tajam,” ujar Budi.
Para tersangka lalu merampas sepeda motor Yamaha Mio GT milik korban. Ketika DZ cs pergi meninggalkan korban, rekan korban berteriak.
Teriakan ini didengar warga sekitar yang kemudian mengejar komplotan Dz.
Di tengah pelarian, rantai motor yang dikendarai DZ putus. Alhasil DZ meninggalkan motornya di tempat kejadian perkara. DZ lalu pergi naik motor rekannya yang lain.
Keesokan harinya, DZ datang ke Polsek Natar hendak mengambil motornya yang tertinggal usai membegal.
Budi mengatakan, DZ mengaku sebagai korban begal. Polisi tidak percaya begitu saja karena menurut keterangan saksi, motor DZ bukanlah motor korban yang dibegal.
“Setelah kami interogasi, DZ mengakui ikut membegal,” kata Budi.
Diberitakan, petugas Polsek Natar, Lampung Selatan, menangkap DZ (17), tersangka pembegalan sepeda motor.
Pelajar sekolah menengah atas (SMA) ini ditangkap saat mendatangi kantor Polsek Natar hendak mengambil sepeda motornya yang tertinggal usai membegal.(*)