Laporan Wartawan Tribun Lampung, Tri Purna Jaya dan Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Dwiki Sopian (16) tewas mengenaskan. Ada 107 tusukan di tubuhnya saat ditemukan warga di pinggir Jalan Raden Imba Kusuma, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, Senin (7/3/2016) sore. Beginilah cara KR menikam Dwiki.
Setelah KR dua kali menikam perutnya, pelajar SMKN 2 Bandar Lampung itu sempat berteriak minta tolong, menjauh dari rumah DN, dan berlari ke Jalan ZA Pagar Alam, Labuhan Ratu, Minggu (6/3/2016) dini hari.
Seperti melihat setan yang harus dibinasakan, KR kembali mengejar dan mengayunkan pisau yang sudah ia bawa sebelumnya untuk menusuk punggung korban.
Lima tersangka kasus pembunuhan sadis terhadap Dwiki Sopian (16). Mereka yang kebanyakan masih remaja itu ditahan di Polresta Bandar Lampung, Jumat (11/3/2016). Sementara DN masih buron. TRIBUN LAMPUNG/WAKOS GAUTAMA
KR tak langsung menusuk Dwiki. Mulanya ia berpura-pura mengetuk pintu rumah pamannya, DN. Saat itu DN memegang tangan korban. Di sini Dwiki dihabisi KR. Ia sempat berteriak tapi OK datang lalu membungkam mulutnya.
Adegan sadis itu tersaji saat KR mengulangi perbuatannya dalam prarekonstruksi di lokasi kedua bertempat di rumah DN, kini masih melarikan diri, pada Sabtu (12/3/2016).
Saat korban terjatuh tak jauh dari lokasi pertama kali ia ditusuk, KR lari ke mobil dan mengambil pedang. "KR kembali menusuk perut korban," kata Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Komisaris Dery Agung Wijaya di lokasi.
Kemarin, ketika menyerahkan diri diantar pengacara dan keluarganya ke Polresta Bandar Lampung, KR mengaku membela diri karena Dwiki mengayunkan pisau ke arahnya.
Di rumah pamannya, Dwiki dan KR sempat berbicara empat mata. KR mengaku menghindar dari sabetan pisau yang diayunkan Dwiki. Pisau itu KR ambil lalu terjadilah penusukan.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Hari Nugroho menanyakan Kr, otak pembunuhan sadis terhadap Dwiki Sopian (16), usai menyerahkan diri ke Polrestabes Bandar Lampung, Jumat (11/3/2016). TRIBUN LAMPUNG/WAKOS GAUTAMA
“Setelah itu saya tidak ingat lagi bagaimana kejadiannya,” ucap KR di Polresta Bandar Lampung, Jumat (11/3/2016).
Bersamaan KR membantai Dwiki, FR dan RH datang mengantarkan motor korban yang tertinggal di Lapangan Saburai. RH melihat Dwiki sudah terjatuh bersimbah darah.
"Saya lihat Dwiki sudah jatuh. Dia sempat minta tolong. Saya ketakutan dan diam saja,” beber RH kemarin.