Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Dwi Oktariani (18), warga Jalan Kapten Abdullah Kelurahan Talang Putri Kecamatan Plaju ini mendatangi Polresta Palembang.
Masih berbalut perban di jari tangan kirinya, ia melapor telah menjadi korban perampokan saat berada di dalam angkutan kota (angkot) jurusan Ampera-Plaju, Senin (14/3/2016).
Dihadapan petugas, Dwi mengatakan, kajadian tersebut bermula saat ia hendak pulang dari kampus Stikes Bina Husada ke rumahnya.
Naik ke dalam angkot, dan sudah dalam perjalan pulang.
Dwi lantas mengeluarkan handphone (hp) miliknya dan bermaksud untuk mengirim pesan singkat kepada salah satu dosennya.
"Saya mau SMS dosen. Izin pulang, karena mau mengecilkan rok saya," ujarnya saat memberi keterangan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang.
Saat mengeluarkan smartphone-nya, di dalam angkot yang tengah melintas di Jalan A Yani, seketika itu lehernya langsung dikalungi celurit oleh pelaku.
Saat itu pelaku mencoba meminta smartphone yang tengah digenggamnya.
Tak mau menyerahkan barang kesayangan, membuat Dwi mencoba memberontak dan melawan.
Ternyata perlawanan Dwi membuat pelaku marah dan akhirnya menyabetkan celuritnya hingga mengenai jari tangannya.
Setelah melukai Dwi, dan mendapatkan hpnya, pelaku langsung turun dari angkot dan langsung kabur.
"Awalnya saya kira cuma ada orang yang bercanda. Saya sempat menoleh dan melihat wajah pelakunya. Saat angkotnya itu sepi, jadi tidak ada yang menolong. Setelah pelaku itu turun,ternyata ada temannya yang sudah menunggu dengan menggunakan motor, dan langsung kabur," terangnya.
Atas peristiwa tersebut, membuat Dwi kehilangan hp dengan tipe Samsung Grand Duos miliknya dan mengalami luka di jari telunjuk kirinya.