Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tiga staf Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara melihat langsung Neymar Walhul, bayi yang dibuang orangtuanya, di Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan, Selasa (15/3/2016).
Saat ketiganya masuk ruang perawatan khusus bayi sehat, Neymar sedang tertidur. Sehingga mereka tak dapat berlama-lama di ruangan.
Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, melihat bayi di ruangan bersama seorang perawat, Selasa (15/3/2016). TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, mengatakan kondisi Neymar sehat dan panas badanya sudah menurun. Pihak rumah sakit memanggil KPAID Sumut untuk berdiskusi soal penanganan bayi Neymar.
"Kondisinya sudah bagus, sehat, kami memberikan pelayanan yang cukup bagus. Walau sebelumnya badan bayi panas, tapi dari tadi pagi sudah sehat. Kami sengaja berkoordinasi dengan KPAID agar tahu mekanisme ke depannya," kata Edison di ruang kerjanya.
Bayi berkulit sawo matang ini sehat, tidak ada gangguan fisik. Bahkan, tak mengalami cacat fisik. Neymar terlahir sempurna.
Staf Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara berdiskusi dengan Humas RSUD Pringadi Medan tentang Neymar, bayi yang dibuang orangtuanya di Brayan Bengkel Medan, Selasa (15/3/2016). TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
"Kami akan berkoordinasi lebih lanjut tentang bayi ini. Apakah mau diambil atau bagaimana? Ini sudah bayi negara, harus ada mekanisme yang bagus, tidak dapat dibiarkan berlama-lama," ujar dia.
Dia bilang, rumah sakit menerima bayi Neymar dari Kapolsek Medan Timur Kompol B.L Malau pada Selasa, sekitar pukul 00.30 WIB.
"Bayi laki-laki beratnya 2900 gram, tingginya 51 sentimeter, kulitnya agak hitam. Besok kita ambil datanya masalah bayi yang terlantar di sini selama tahun ini," kata dia.