Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kapolsek Medan Timur, Komisaris Polisi (Kompol) B.L Malau mengatakan, saat warga menemukan bayi Naymar di pagar rumah Herman, Jalan Bengkel, kondisinya badannya panas tinggi.
"Saat ditemukan panas bayi tinggi, mencapai 37,8 celcius, sehingga kami membawa ke klinik terdekat. Namun, agar dapat pelayanan medis yang bagus kami bawa ke RSUD Pirngadi untuk mendapatkan perawatan medis," katanya di ruang kerjanya Selasa (15/3/2016)
Ia menambahkan, bayi ditemukan oleh pemilik rumah, Herman sekitar pukul 21.30 WIB. Kala itu, Herman keluar rumah karena mendengar suara tangis bayi laki-laki berkulit hitam tersebut.
"Bayi itu ditaruk di pagar besi, bayi digantung pakai kain gendong. Kemudian, di dalam tas bayi itu ada banyak pasang pakaian bawi, minyak kayu putih, bedak serta berbagai perlengkapan bayi lainnya," ujarnya.
Dia menambahkan, di seputaran badan bayi ditemukan tiga popok bayi. Ketiga popok itu bertuliskan nama bayi serta tanggal lahir. Bahkan, ada tulisan kalimat I love you.
"Ada tiga popok bayi tersebut ditulis nama bayi Neymar Walhul serta tanggal lahir 7 Maret 2016. Bahkan ada tulisan I Love you Anakku Sayang. Sebelum kami datang ada seorang ibu-ibu yang merawat bayi tersebut," katanya.
Setelah mendapat pelayanan medis, kondisi bayi, lanjut dia sudah membaik. Badannya sudah tidak panas. Karena itu, polisi akan berdiskusi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Pada saat itu, saya yang bawa ke sana langsung, (RSUD Pirngadi) dan tadi saya cek langsung, puji Tuhan sudah segar. Intinya apapun yang terjadi pada bayi kapolsek harus tahu karena membawa ke rumah sakit," ujarnya.
"Pada saat di TKP ada orangtua, yang punya keinginan untuk mengambil namun ada prosedurnya. Jangan asal ambil, takutnya nanti dijual pula. Kalau bisa nanti prosedurnya bagaimana ? Kami hanya serah terima atau bagaimana ?," tambahnya. (*)