Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Suasana Puri Satria cukup membuat terneyuh. Alunan Gamelan dan Doa dari Pinandita mengalun gemerincing dengan genta. Kidung-kidung Hindu pun dipanjatkan hingga sore hari ini.
Usai prosesi Nyiramin, Pinandita pun melaksanakan Tarpana Saji, atau panjatan doa-doa kepercayaan Hindu Bali, supaya mendiang A.A Ngurah Bagus Krisna Yoga diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa (YME) atau Hyang Widhi Wasa.
Jro Mangku Sudiarta, Paman (orang yang diperintah untuk mengatur acara) Puri Satria, mengatakan, usai prosesi Nyiramin atau Melelet dilakukanlah proses Tarpana Saji, yang dilakukan oleh Pindandita.
Dalam proses ini, adalah panjatan doa supaya bisa diterima di sisi Tuhan.
"Dalam perhitungan Bali, karena hari ini, Kamis menurut perhitungan Warika Hindu, baik untuk memandikan jenazah," katanya kepada Tribun Bali, Kamis (17/3/2016).
Usai proses Melelet ini, nantinya atau besok pagi, Jumat (18/3/2016) akan dilaksanakan pencarian air atau Manah Toyening dalam bahasa Bali.
Fungsinya untuk menyucikan panji-panji atribut yang akan dipakai oleh Almarhum, H-1 sebelum diadakannya prosesi Pelebonan atau Ngaben.
"Jadi tanggal 20 Jam 00.00 Wita, pakaian diganti atau memakai panji-panji itu. Dan juga ada prosesi Ngajum menyucikan panji-panji untuk diperuntukkan kepada almarhum," tukasnya. (*)