Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Hafid (35) warga desa Camba Bengo, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan ingin mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari menara masjid Rumah Sakit Ibnu Sina Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (18/3/2016), sore tadi.
Hafid nekad melakukan aksi tersebut karena terlilit utang administrasi sebesar Rp 15 juta yang dikenakan rumah sakit Ibnu Sina kepada operasi caesar yang dijalani istrinya.
Tidak hanya terlilit hutang administrasi. Pria kelahiran Jeneponto yang sudah menetap di desa Camba ini stres berat karena istrinya, Nirma (32) yang melahirkan anak keduanya mengalami pendarahan hingga bayi yang dikandungnya meninggal dunia dalam perut.
Kakak Nirma, Rahmawati (36) mengatakan, Hafid mau melakukan tindakan nekat dengan cara melompat dari atas menara masjid karena tidak mau menerima anak keduanya yang akan lahir telah meninggal.
"Pikiran itu Hafid karena sudah dimintai biaya administrasi sampai 15 juta mana anak keduanya ini meninggal dalam rahim ibunya," kata Rahmawati.
Usaha nekat Hafid akhirnya digagalkan oleh keluarga dan dibantu oleh pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Panakukkang yang langsung tiba dilokasi itu.
Hafid di atas menara itu selama kurang lebih satu jam. Awalnya ia mengenakan baju dan celana, karena banyak warga yang menonton aksinya, ia pun membuka baju dan celananya sehingga tinggal celana dalamnya saja.
Bahkan anak pertamanya Hafid, Fira (4) tahun yang digendong oleh Fatmawati pun memanggil-manggil Hafid yang terlihat murung diatas menara itu.
Fatmawati mengungkapkan, Hafid sebelumnya sudah mengetahui bahwa anaknya sudah meninggal dunia pada saat istri ya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Butta Salewangan Maros.
"Iye, padahal sebelumnya tidak seperti ini. Sebelum salat jumat juga masih baik-baik saja mungkin saat dia dimintai bayaran oleh rumah sakit, barusan kali ini dia stres," ungkap Fatmawati. (*)