Laporan Wartawan Tribun Bali, I Gusti Agung Bagus Angga Putra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Teriak tangis histeris seorang ibu mengundang perhatian pengunjung RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Sabtu (26/3/2016) kemarin siang.
Wanita yang tinggal di Jalan Pulau Singkep, Denpasar Selatan, itu tak kuat menahan rasa sedih.
Akhirnya ia jatuh pingsan mendengar kabar putranya yang baru berusia dua bulan, Anta Riski, meninggal dunia.
Sang bayi mungil menghembuskan napas terakhir setelah tersedak susu formula yang diberikan ibunya, kemarin pagi.
Nyawanya tak tertolong meski keluarga sudah berupaya melakukan penyelamatan.
Kejadiaan naas ini berawal saat sang ibu memberikan susu formula kepada anaknya.
Saat itu tak ada firasat apapun dari sang ibu karena bayinya memang sehari-hari minum susu formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI).
Namun musibah datang.
Ketika asyik ngedot, ternyata Riski tersedak oleh susu formula yang diminum.
Panik saat melihat Riski tersedak, orangtuanya pun membawanya ke seorang bidan yang berada dekat di rumahnya.
“Sempat dibawa ke bidan, tapi disuruh dirujuk ke sini (RSUP Sanglah),” jelas nenek dari Anta Riski yang sedang menangis histeris di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Sanglah.
Kondisi Riski pada saat itu dalam keadaan demam dan kesulitan bernapas akibat susu formula yang tersedak berada di dalam paru-parunya.
Sesampainya di IGD RSUP Sanglah, Riski kemudian sempat diberikan alat bantu pernapasan oleh tim dokter.
“Sudah sempat berulangkali dipompa sama dokter,” ucap wanita yang enggan menyebutkan namanya.
Namun selang beberapa jam kemudian dia mendengar kabar bahwa nyawa cucu satu-satunya tidak tertolong lagi.
“Cucu kesayangan saya, karena satu-satunya. Cucu saya laki-laki lagi, saya sangat sedih,” lirihnya kepada Tribun Bali.
Dia menambahkan, cucunya memang sehari-hari diberikan susu formula sebagai pengganti ASI.
Ini lantaran ASI sang Ibu tersumbat dan tidak bisa mengeluarkan ASI eksklusif.
Sang nenek sampai tidak berani melihat cucunya yang dibalut kain kafan oleh petugas rumah sakit.
Ia merasa sangat kehilangan cucu yang disayanginya.
Keluarga besarnya pun memutuskan untuk segera memakamkan bayi malang tersebut.
“Nanti keluarga akan memakamkannya di Kampung Jawa,” terangnya.
Pemakaman jenazah Anta Riski dilakukan pada sore hari di kuburan Kampung Jawa, Jalan Maruti, Denpasar.
Menurut koordinator penggali makam, Muhamad Thoyib (46), prosesi pemakaman disaksikan belasan keluarga dan kerabat.
Sebelum dimakamkan, jenazah bayi itu sempat dibawa ke Ruang Jenazah Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.
Namun menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, jenazah bayi tersebut tidak divisum.
“Tidak ada PL (pemeriksaan luar) untuk bayi itu, dan sudah dipulangkan oleh keluarganya,” terangnya melalui pesan singkat, kemarin.
Kasus bayi meninggal karena tersedak susu sebelumnya pernah terjadi pada bayi berusia enam bulan bernama Gusti Kadek Adi Saputra, yang tinggal di Perumahan Dalung Permai, Banjar Campuhan Asri, Kuta Utara, Kabupaten Badung, pada 6 Mei 2015.
Putra dari pasangan Agus Budi dan Jero Budi itu tersedak susu saat dititipkan di tempat penitipan anak (TPA), tidak jauh dari kediamannya.
Hasil autopsi diketahui bayi malang itu mengalami aspirasi (tersedak) cairan yang menyebabkan mati lemas. (*)