Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Keluarga berharap Rinaldi (25) selamat. Ia satu dari 10 orang di tugboat Brahma yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.
Saat ditemui di rumahnya di Jalan Tinumbu, Lorong 132 J, No 12, RT3/RW6, Kecamatan Bontoala, Makassar, Hamsiar, bibi Rinaldi, terduduk lesu bercerita soal keponakannya itu, Rabu (30/3/2016).
Semasa masih menjalani pendidikan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong, Rinaldi kerap mendatangi rumah Hamsiar.
"Dia terakhir datang ke sini sekitar bulan Desember lalu untuk mengambil ijazah dan mengurus berkas pelayarannya. Dia tinggal sekitar sebulan," sambung Hamsiar.
Hamsiar baru tahu keponakannya disandera, saat ayah korban meneleponnya dari Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Di sanalah Rinaldi tinggal.
"Bapaknya telepon saya, dia bilang doakan keponakanmu karena sekarang lagi disandera sama teroris," kata Hamsiar sambil mengusap air matanya.
Ia mengaku sudah mendapat kabar penyaderaan tersebut pada 25 Maret lalu, namun ia sempat meragukan kebenaran kabar tersebut.
"Saya sempat tidak percaya, karena pada tanggal 23 Maret, Rinaldi masih sempat kirim fotonya di kapal melalui aplikasi Line. Dia memberi tahu saya sekarang ada di Filipina," ungkap dia.
Hamsiar hanya berharap pemerintah dapat bertindak cepat dan melakukan penyelamatan kepada para sandera dengan selamat.
"Semoga pemerintah bisa menangani kejadian ini dan Rinaldi bisa pulang dengan selamat," kata Hamsiar.