Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Sebelum beraksi, delapan pelaku pembobolan spesialis mesin ATM menentukan target dan mempelajari situasi di lokasi.
Tugas mempelajari dan memetakan target diemban oleh JM, satu satunya warga Kota Semarang yang terlibat dalam komplotan tersebut.
JM mencari dan mengamati target mesin ATM yang semuanya berada di dalam minimarket yang tidak beroperasi 24 jam tersebut.
"Saya yang cari lokasi, nanti kalau sudah seminggu (diawasi) baru mereka yang berkerja," kata JM saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Kamis (31/3/2016).
Untuk aksi terakhir, JM mengaku mendapat bagian sebanyak Rp 10 juta.
"Ambil di (ATM) Setia Budi, dapat bagian Rp 10 juta," katanya.
Setelah menentukan target, para pelaku lainnya awalnya mencongkel rolling door minimarket yang sudah tutup.
Setelah mencongkel pintu dan berhasil masuk ke dalam minimarket, para pelaku kembali menutup pintu rolling door itu agar seolah minimarket tersebut tutup.
Para pelaku leluasa membobol mesin ATM dan membelah kotak besi penyimpanan uang di mesin ATM menggunakan las.
Tak perlu waktu lama, para pelaku hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk menggasak uang di mesin ATM.
"Mereka cuma butuh 20 menit dari masuk sampai keluar. Sangat cepat, mereka kami tangkap di Bekasi," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin.
Burhanudin menuturkan, untuk menyamarkan identitas saat beraksi, para pelaku menggunakan mobil yang plat nomornya sudah dipalsukan.