Menurut Eris termasuk soal 'Senina' yang masuk dalam kekerabatan itu sendiri.
Katanya Senina merupakan satu darah, satu marga ataupun sub yang sama.
"Jadi bukan aneh bila saya memiliki beberapa Bapak dan Mamak. Meskipun ada embel-embel Pak Tua, Pak Tengah atau Pak Uda di belakangnya, tidak mengubah hakekatnya bagi kami," katanya.
Dalam beberapa postingan sendiri Sonya Sembiring Depari menyebutkan kalau Arman Depari yang masuk dalam klan Sembiring dalam suku Karo merupakan Pak Uda atau Pamannya.
Termasuk saat Arman Depari mengunjungi Berastagi, Kabupaten Karo ketika menjabat sebagai Kapolda Riau, dia memposting foto spanduk Arman Depari yang ketika itu masih memegang pangkat jenderal bintang satu.
"'Bapakndu aku ya nakku', kata saudara itu biasanya. Dan memang dia akan berhak mendapatkan penghormatan yang sama ketika kami nantinya menggelar pesta adat," ujarnya.
Apalagi kalau saudara yang yang mengatakan itu adalah adik atau abang dari bapak kita. Minimal sepupu lah. Ya sama aja, manggilnya tetap Bapak.
Bapak itu pun menggunakan pola komunikasi dan kekerabatan yang sama untuk kami di kehidupannya sehari-hari.
"Anakta (anak kita) mau pesta nikah bulan depan. Datang kan ya," katanya kelak bila kami menikah. Ini kalimat wajib, bukan karena keharusan namun pola kekerabatan kami memang seperti itu.
Jadi menurut Eris yang juga mantan wartawan Tribun Medan (Tribunnews.com Network) sangat wajar bila Sonya Deparimengaku anak dari Arman Depari.
"Memang itu bapaknya. Kenapa netizen malah sewot? Terlepas dari keangkuhannya membawa-bawa nama jenderal itu, secara hukum dia sah menyebut nama bapaknya," sambungnya lagi.
Meskipun secara hukum dia juga salah karena menggunakan nama bapaknya untuk mengancam polisi, katanya.
Ketika heboh berita Sonya Depari, dirinya langsung yakin kalau Sonya memang punya hubungan sedarah dengan Arman Depari.
"Tebakanku tak meleset. Ayahnya abang beradik dengan beliau. Artinya apa, di Karo si Sonya ini memang anak jenderal itu! " tulisnya lagi.