Alat ini diletakkan di luar masjid, sehingga ketika jumlah jemaah memblurak dan harus menggunakan lahan di luar masjid karena masjid sudah tidak mampu menampung jamaah. Biasanya kendalanya adalah kepastian arah kiblat.
Untuk menunjukkan arah kiblat, alat ini juga dilengkapi dengan lampu laser.
Dikatakannya, alat ini lebih dibutuhkan bagi para jemaah yang tidak ada garis shofnya.
“Maka alat ini akan otomatis mengarah langsung ke arah kiblat. Untuk menunjukkanya maka ada laser,” tambahnya.
Konsep masjid modern lebih lengkap dengan adanya lokasi parkir berteknologi modern.
Di pintu masuk dipasang sensor, sehingga begitu mobil berada di depan pintu masuk, maka sensor foto diode akan membaca keberadaan mobil dan selanjutnya gerbang akan terbuka.
Tidak hanya itu, parkir juga dilengkapi dengan lampu LED sebagai penunjuk slot parkir yang masih kosong.
“Lampu LED itu dengan sendirinya akan menuntun mobil ke area parkiran hingga sampai menemukan slot kosong,” tandasnya.
Dia menambahkan, jika ada lebih dari satu slot yang kosong maka hanya lampu di satu slot saja yang menyala. Begitu mobil sudah terparkir maka lampu slot akan mati.
Seiring dengan itu, lampu yang ada di satu slot kosong lainnya akan menyala, sampai seluruh parkiran penuh.
Pengendara juga bisa mengetahui apakah parkiran sudah penuh apa belum, sebab di pintu masuk parkiran sudah ada informasi berupa layar LED yang mengatakan bahwa parkiran penuh atau menginformasikan jika masih ada yang kosong.
Safaat dan teman temannya berharap temuannya ini bisa dipalikasikan di sejumlah masjid.
Rektor UMS Sukadiono mengatakan bahwa produk kreatif yang dibuat mahasiswa merupakan sebuah gagasan baru dalam mengembangkan masjid inovatif dan berkemajuan.
“Tentu hal ini sesuai dengan ciri khas gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan,” pungkasnya.(*)