Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Sebanyak 80 peserta Jepara Batik Carnival berlenggak lenggok di Jalan Kartini Jepara. Mereka memperagakan busana yang dirancang sekreatif mungkin, Minggu (17/4/2016) sore.
Mereka tidak berjalan di catwalk dalam ruangan layaknya acara fashion show seperti pada umumnya.
Para peserta yang memeragakan beragam model pakaian itu berjalan di atas jalan aspal sepanjang sekitar 100 meter.
"Jepara Batik dan Tenun Carnival berbeda dengan kota lain. Di sini kami menghadirkan kekhasan Jepara dengan batik dan tenun Trosonya," kata Koordinator Acara Jepara Batik dan Tenun Carnival, Indria Mustika, Minggu.
Tidak hanya batik dan kain tenun lurik khas Troso, sejumlah peserta pun menggunakan kostum dari bahan limbah. Misalnya peserta yang menggunakan piringan compact disc untuk menjadi aksesoris.
Ban luar sepeda pun ada yang dipakai peserta menjadi aksesoris yang ditempelkan di punggung. Sejumlah peserta ada yang memakai kostum dengan perpaduan batik, kantong plastik, karung, dan koran bekas.
Tidak hanya itu, tutup botol dan botol plastik minuman mineral juga dibentuk menjadi aksesoris pakaian.
"Sejumlah peserta ada yang menggunakan daur ulang bahan limbah. Itu sebenarnya bukan instruksi dari panitia, tapi peserta sangat kreatif membuat kostum dengan bahan limbah," kata Ketua Panitia Festival Kartini IV 2016, Hadi Priyanto.
Lomba fashion batik dan tenun lurik troso itu diikuti 80 peserta yang dibagi dalam dua kategori, kategori pemula dan lanjut.
Kategori pemula diikuti siswa PAUD, TK, dan SD dengan peserta paling muda berumur empat tahun. Sedangkan dari kategori lanjut, dari siswa SMP, SMA, dan umum. (*)