Laporan Wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Shuttle Bus yang diresmikan manajemen Darmo Trade Center (DTC) Surabaya pada September 2015 lalu kurang mendapat respon masyarakat.
Terbukti, fasilitas shutle bus Damri tujuan DTC-Bandara Juanda Surabaya sehari maksimal hanya berpenumpang lima orang dengan jumlah muatan shuttle semestinya 14 orang.
Marketing Manager DTC Surabaya, Yosef Tony Praduka, membenarkan masyarakat kurang berminat menggunakan shuttle bus DTC-Juanda ini meskipun harganya murah, di mana satu penumpang hanya dikenakan tarif Rp 30 ribu sekali jalan.
"Padahal kalau dihitung-hitung, menggunakan shuttle bus lebih murah. Biaya ini merupakan subsidi antara managemen DTC dan Damri, karena kami buat ini untuk mengurangi kemacetan," kata Yosef, Senin (18/4/2016).
Adanya ide shuttle bus merupakan ide pemilik DTC, karena letak DTC dibuat dengan konsep infrastruktur, yang dekat dengan Stasiun Wonokromo dan Terminal Joyoboyo.
Shuttle bus ini disediakan bagi para penumpang pesawat Bandara Juanda yang transit, dengan harapan dapat menggunakan shuttle untuk berbelanja di DTC, sembari menunggu pesawat selanjutnya.
"Tidak harus berbelanja di DTC, masyarakat umum juga dapat menggunakan fasilitas shuttle meskipun tidak berbelanja. Bisa langsung beli tiketnya di bagian informasi DTC," imbuh dia.
Jadwal keberangkatan shuttle bus rute DTC-Juanda (Terminal 1 Bandara Juanda) pukul 10.00,12.00,14.00,16.00,18.00 WIB dan untuk rute Juanda (Terminal 1 Bandara) -DTC 09.00,11.00,13.00,15.00,17.00 WIB. Adapun shuttle bis ini tidak berhenti. Meskipun penumpang hanya sedikit, shuttle bus tetap berangkat tepat waktu. Waktu shuttle bus menunggu hanya 30 menit.
"Sementara kami hanya menggunakan satu armada, ke depannya kami berencana menambah armada agar waktu lebih cepat kalau bisa setiap setengah jam sekali berangkat," imbuh dia.
Beberapa waktu lalu shuttle bus sempat rusak dan menjadi tanggung jawab manajemen DTC untuk menaikkan para penumpang menggunakan taksi dan dibayarkan secara gratis.