Laporan Wartawan Surya Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Warga Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, digemparkan dengan kelahiran sapi betina yang tidak wajar.
Sapi milik dokter hewan Tri Wiyono memiliki mata tiga, mulut dua, hidung dua (lubang hidungnya empat).
Sepintas, terlihat sapi yang baru dua hari dilahirkan itu seperti kembar kalau dilihat dari mulut dan hidungnya.
Sebab, posisi kedua mulut dan hidungnya bersebelahan dan hanya satu dari tiga matanya, terletak di tengah-tengah kepalanya.
"Sapi itu dilahirkan, Selasa (19/4) siang kemarin atau pukul 10.00 WIB. Itu dilahirkan dengan tak normal karena yang keluar kakinya dulu. Padahal, normalnya harus kepalanya dulu," ujar Slamet (32), karyawan dokter Tri, yang setiap hari kebagian merawat sapi.
Di kampung itu, drh Tri itu dikenal sebagai pengusaha sapi perah yang memiliki 224 ekor sapi.
Setiap hari, sapinya dirawat Slamet.
"Saya sudah tiga tahun kerja di sini dan sering menangani sapi melahirkan namun baru kali ini, kami mengalami peristiwa seperti ini," paparnya.
Menurutnya, sapi itu dilahirkan dari induk sapi perah betina, yang merupakan hasil perkawinan suntik.
Anak sapi aneh itu dikandung selama sembilan bulan.
"Untuk memberi makan selama dua hari ini, kedua mulutnya sama-sama berfungsi. Ketika kami beri minum susu, itu bisa kami minumkan lewat mulut sebelah kanan atau kiri, sama saja," ungkapnya.
Meski kondisinya seperti itu, namun tak ada kelainan dengan perkembangan kesehatannya. Kondisinya juga sehat dan besar tubuhnya normal seperti peranakan sapi pada umumnya.
"Karena ini sapi perah, begitu dilahirkan langsung kami pisahkan. Sebab, induknya segera diperas susunya," paparnya.
Kabar kelahiran sapi dengan kondisi fisik seperti itu praktis membuat warga gempar.
Meski sudah dua hari, banyak warga yang berdatangan ke lokasi kandang sapi, yang berada di tengah-tengah perkampungan tersebut.
"Saya penasaran, kok ada sapi dilahirkan dengan fisik seperti itu. Ini aneh, saya baru kali ini melihat hal itu," papar Lilis (33), warga desa setempat.