Laporan Wartawan Surya, Ahmad Faisol
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangkalan, KH Busyro Damanhuri, mengatakan kasus Nur Tajib (50) yang mengaku Nabi Isa sudah beres.
Belum lama ini keluarga meminta Polres Bangkalan lebih lama mengamankan Nur Tajib, dikhawatirkan jika kembali ke rumah akan menjadi korban amuk massa yang tidak senang kepadanya.
Persoalan Nur Tajib sudah selesai disampaikan KH Busyro usai pembinaan terhadap yang bersangkutan dan dan belasan pengikutnya di Mapolres Bangkalan, Madura, Kamis (28/4/2016).
Selain MUI Bangkalan, pembinaan dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Bangkalan, Syamsul Muarif.
"Masalah Nur Tajib sudah beres karena sudah mengakui kesalahan dan bertaubat. Kami meminta warga tidak mengucilkannya saat kembali ke desanya," ungkap KH Busyro.
Ia menjelaskan, manusia tidak akan lepas dari salah dan dosa. Terpenting mempunyai kemauan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan menyesali perbuatan dosa.
"Jangan sampai tergelincir atau terjerembab di lubang yang sama. Taubat harus begitu, bertekad bulat tidak mengulangi. Percuma biarpun beribu istighfar jika kembali berbuat," tegas dia.
Ia menambahkan, ketika Allah telah memutus bahwa Muhammad adalah nabi terakhir, secara otomatis wahyu dari Allah sudah tidak ada lagi atau sudah putus.
"Jadi apabila ada aliran dalam Islam masih meyakini ada nabi baru selain Nabi Muhammad itu keliru. Sekarang adanya hanya ulama, tugasnya seperti nabi tapi tidak disebut sebagai nabi karena Muhammad adalah nabi terakhir," imbuh dia.
Kendati demikian, Nur Tajib masih belum dipulangkan ke desanya. Ia masih diamankan di Mapolres Bangkalan namun tidak diinapkan di dalam tahanan sesuai permintaan pihak keluarga.
Kasubag Humas Polres Bangkalan AKP Bidarudin mengatakan, pihaknya masih menunggu perkembangan terakhir atas situasi dan kondisi di kampung Nur Tajib.
"Kami akan pulangkan nantinya. Pengawasan bersama MUI dan organ NU di kecamatan akan dilakukan terhadap Nur Tajib," beber Bidarudin.