Ia berteriak-teriak panik karena "burungnya" disantet sehingga hilang.
Ngurah Harta pun menetralkan santet yang dikirim dan menyatakan semuanya akan normal kembali dalam satu jam.
Namun ada satu santet yang dikirim baru bekerja dalam waktu beberapa hari ke depan.
"Ada satu santet yang saya kirim, akan bekerja dalam waktu 5 hari ke depan. Jika undangan di sini ada yang tidak bisa buang air, tidak bisa buang angin (kentut) dan perutnya kembung, tolong datang ke sini dalam waktu lima hari ke depan untuk saya netralkan (obati)," ujar Ngurah Harta.
Selain bebai dan santet, atraksi lainnya yang cukup menegangkan adalah atraksi bambu gila.
Atraksi bambu gila
Dalam atraksi ini, sebuah bambu diberi mantra oleh Ngurah Harta sehingga menjadi hidup dan bertenaga.
Atraksi bambu gila ini diikuti sejumlah anggota Sandhi Murti dan sejumlah tamu undangan termasuk Kasdam IX Udayana Brigjen TNI I Made Sumantra, Danrem 163/Wira Satya Kolonel (Inf) Nyoman Cantiasa.
Meski sudah dipegang dengan sangat kuat, namun bambu yang sudah diberi mantra ini tetap bergerak tak bisa dikendalikan.
Semakin bambu ini ditahan, gerakannya semakin kuat, mengombang-ambingkan peserta atraksi bambu gila, dan tidak mampu dikendalikan oleh yang memegangnya.
Atraksi lainnya adalah makan pecahan kaca lampu neon oleh beberapa anggota Sandhi Murti.
Ada pula atraksi satu orang dikeroyok oleh beberapa orang tanpa bisa tersentuh, atraksi dilempar buah kelapa tanpa bisa dikenai, atraksi kekebalan senjata tajam, hingga atraksi calonarang.
Di Akhir acara, Ngurah Harta menyatakan, apa yang ditampilkan dalam HUT ke-26 Sandhi Murti ini bukan bertujuan untuk pamer, namun lebih pada edukasi seni dan budaya.