"Tak seperti SMS terakhir ini," jelas Nurcahaya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Febi terakhir kali terpantau keluar dari kos untuk kuliah pada Kamis (28/4/2016) kemudian ditemukan pada Senin (2/5/2016) malam.
Kesaksian dari sejumlah rekan, Febi masih terlihat beraktivitas mengikuti kuliah pada hari Rabu (27/4/2016).
Sedangkan pada Kamis, Febi diketahui berangkat pagi ke kampus menggunakan motor untuk mengikuti kelas pagi di lantai lima. Tapi dia tak terlihat berada di kelas mengikuti kuliah hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa di toilet MIPA UGM.
Tak Ada Bekas Kekerasan
Tim Forensik RSUP dr Sardjito Yogyakarta tidak menemukan tanda kekerasan pada jenazah Febi.
Ketua tim forensik dr Ida Bagus Suryaputera Pidada mengatakan berdasarkan permintaan dari Polsek Bulaksumur Sleman pihaknya awalnya diminta melakukan pemeriksaan luar namun kemudian juga dilakukan pemeriksaan dalam.
"Hasil pemeriksaan luar dan dalam yang kita lakukan, kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban," jelas dr Ida.
Hal itu sekaligus mementahkan pernyataan pihak kepolisian yang mengatakan menemukan adanya bekas jeratan di leher jenazah.
Mengenai dugaan bekas jeratan Ida mengakui ada guratan-guratan di leher jenazah namun guratan tersebut bukanlah luka jeratan.
"Jadi karena kondisi mayat sudah membusuk sehingga kemungkinan ada kulit yang sudah menggelembung dan mengelupas membentuk guratan yang mungkin dianggap jeratan," ujarnya.
Dokter Ida Bagus Suryaputera Pidada menambahkan tim forensik RS Dr Sardjito akan melakukan pemeriksaan toksikologi.
Hal itu dilakukan guna mencari adanya kemungkinan racun dalam tubuh yang menyebabkan korban meninggal.
Sementara patologi anatomi dimaksudkan guna mencari dugaan adanya penyakit yang menyebabkan korban meninggal.
Pihaknya sudah mengambil sampel guna melihat adanya zat-zat kimiawi yang mungkin bisa menjadi petunjuk dari beberapa bagian tubuh baik saluran pencernaan maupun liver atau hati.
"Prosesnya biasanya berjalan dua minggu tapi kita usahakan seminggu sudah selesai," jelasnya.