Setiap pagi sebelum pergi ke ladang, Muhidin mengantar Ms sekolah.
Jarak sekolah yang lumayan jauh, membuat Muhidin mengantar Ms menggunakan sepeda ontel.
Jam pulang sekolah, Muhidin kembali menjemput Ms.
Biasanya Muhidin mengantar Ms ke tempat pamannya karena rumah kosong ditinggalkan Muhidin dan istri menyadap karet di ladang.
Sebagai buruh dengan penghasilan kecil, Muhidin tidak memiliki harta kekayaan.
Bahkan rumah pun Muhidin tak punya Ia dan keluarga menumpang di rumah yang tidak ditempati oleh pemiliknya.
“Ada warga yang menawari saya tinggal di rumahnya. Ya sudah saya tinggal disitu saja bersama keluarga,” tuturnya.
Kondisi rumah yang ditempati Muhidin jauh dari layak.
Dindingnya terbuat dari papan yang beberapa bagian ditutupi anyaman bambu.
Muhidin dan Dewi termasuk keluarga nomaden.
Mereka pernah menetap di Bengkulu dan Kalianda, Lampung Selatan.
Muhidin akhirnya memutuskan menetap di Lampung Timur karena orangtuanya sakit.
“Saya ingin menemani orangtua makanya kesini,” tutur dia.
Berada di Lampung Timur, Muhidin menyekolahkan kembali Ms di sekolah dasar.