Dewi berharap masa depan Ms cerah dengan bersekolah.
Apalagi Ms, tutur Dewi, bercita-cita sebagai polisi wanita (polwan).
“Dia (Ms) ingin jadi polwan. Katanya mau memberantas kejahatan dan membela kebenaran,” tutur Dewi.
Apa daya asa Ms tak pernah tercapai.
Tragedi melanda Muhidin dan keluarga berawal saat 14 April 2016, Ms pulang sekolah bermain ke rumah pamannya.
Ms bermain bersama teman sebayanya di depan rumah pamannya.
Sedang asyik bermain, datang dua lelaki mengendarai sepeda motor.
Kedua lelaki ini membawa Ms pergi.
Kapolres Lampung Timur Ajun Komisaris Besar Juni Duarsah, kedua lelaki itu mengajak Ms pergi untuk menyusul ayahnya di ladang.
“Kedua lelaki ini mengiming-imingi Ms dengan es krim agar mau ikut pergi,” ujar Juni.
Ms mengambil tasnya ikut kedua lelaki itu.
Sejak itulah Ms tidak pernah pulang ke rumah. Muhidin dan Dewi mencari Ms tapi tidak ketemu.
Tiga hari berselang. Muhidin dan Dewi mendapat kabar buruk.
Warga menemukan jasad Ms di sebuah gubuk terpencil di tengah kebun karet.