News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadishut dan Kepala BBKSDA Sumut Dituding Berkomplot dengan Mafia Kayu Ilegal

Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan menunjukkan baju korban banjir bandang di aliran Sungai Lau Mentar, Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (17/5/2016). Tim evakuasi gabungan dibantu relawan terus melakukan proses pencarian korban banjir bandang di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna yang terjadi pada Minggu (15/5) menyebabkan 17 orang tewas empat orang hilang.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Utara dan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara harus segera dicopot dari jabatannya.

Tuntutan itu disampaikan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Kabar Dua Warna, yang menyoroti banjir bandang di air terjun Dua Warna, Desa Sirugun, Sibolangit, Kabupaten Deliserdang.

"Patut kita curigai Kadishut dan Kepala BBKSDA lalai menjalankan tugasnya. Seharusnya, kedua pejabat ini memantau hutan di wilayah wisata tersebut," ujar Ketua Kordinator Aksi Aliansi Kabar Dua Warna, Bayu Subronto, Kamis (19/5/2016) siang.

Selama ini praktik dugaan perambahan hutan liar terkesan dibiarkan aparat pemerintahan dan penegak hukum terkait. Mereka yang bertanggungjawab dituding berkomplot dengan mafia kayu ilegal.

"Patut kita pertanyakan, kenapa tiba-tiba saja terjadi banjir bandang. Akibat insiden ini 16 orang pendaki dinyatakan meninggal dunia," ungkap Bayu.

Seharusnya Gubernur Sumatera Utara, T Erry Nuradi, aktif mengumpulkan bawahannya bertujuan untuk memetakan wilayah-wilayah yang dianggap rawan bencana.

"Ini tidak boleh dibiarkan. Bapak Kapolda Sumut juga harus turun tangan menangkap oknum pelaku ilegal loging dan menangkap pelaku pungutan liar di Sibolangit," imbuh Bayu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini