Laporan wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, TEGAL-Selama berlayar selama tujuh bulan dengan kapal berbendera China, Faoji tidak pernah memberikan kabar sama sekali kepada pihak keluarganya.
Faoji berangkat dari rumah untuk berlayar sejak 16 Oktober 2015 lalu.
"Mas Faoji berangkat dari rumah awalnya ke perusahaan penyalurnya di Jakarta dulu. Setelah itu ke Singapore pada tanggal 18 Oktober 2015 lalu untuk bergabung dengan kapal yang dimaksud," kata Rina Hartini istri Faoji saat ditemui, Sabtu (21/5/2016).
Ia membeberkan, pihak perusahaan penyalur PT Fachrur Bunga Tanjung awalnya menjanjikan suaminya bekerja di kapal berbendera Rusia.
Namun ternyata Ingkar setelah diberangkatkan dan tiba di Singapura suaminya ditempatkan di kapal berbendera China.
"Selama tujuh bulan itu, suami saya tidak pernah memberikan kabar sama sekali. Hanya sebelum berangkat berlayar waktu berada di Singapura sempat nelpon," ungkap Rina.
"Katanya, ini mau berangkat pakai kapal China, enggak jadi kapal Rusia. Waktu pelayaranya sekitar satu tahun," ujar Rina menirukan perkataan suaminya.
Tidak sampai lima menit Rina berbincang dengan suaminya melalui telepon.
Dari percakapan terakhir yang diucapkan Faoji kepada istrinya, Faoji meminta kepada istrinya hati-hati dirumah dan bersabar menunggu kepulanganya ke Indonesia.
"Saat itu, mas Faoji juga bilang kapalnya berbendera China, Sebagian besar krunya orang China semua. Saya pamit dulu ya mau berangkat, hati-hati dirumah, dan sabar menunggu mas Faoji pulang ke Indonesia satu tahun lagi," kata Rina lirih.
Tak hanya memberikan kabar kepada istrinya, Faoji juga mengabarkan kondisinya kepada keluarga lainya.
Kabar untuk memastikan jika tidak jadi bekerja di kapal Rusia tapi bekerja di kapal China.
"Dapat kabar dari kakaknya yang berlayar di kapal pesiar milik Amerika kalau mas Faoji baru pertama kali berlayar pakai kapal China, karena kan biasanya pakai kapal korea," ungkapnya.