Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Erwantoni dan Anto, anaknya penyandang autisme, disuruh pergi dari rumah kontrakannya di Jalan Pangeran Diponegoro, Gang KKB, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Telukbetung Utara.
Ketua RT setempat, Pidi mengatakan memang Erwantoni dan anaknya sempat tinggal di wilayahnya.
Namun, tutur Pidi, pada saat masuk ke wilayah tersebut, Erwantoni tidak melapor ke dirinya.
Pidi mengatakan, baru tahu Erwantoni tinggal di rumah kontrakan di wilayahnya saat terjadi ribut-ribut.
Pidi mengatakan, mendapat kabar bahwa ada anak teriak-teriak di rumah kontrakan sambil memukul kaca jendela. Perilaku Anto ini mengundang perhatian anak-anak yang tinggal di kampung itu.
Pidi menuturkan, anak-anak kumpul di depan rumah kontrakan Erwantoni melihat perilaku Anto.
Ternyata kata Pidi, beberapa jam sebelumnya, Anto sempat keluar dari rumah kontrakan melalui jendela. Anto masuk ke rumah warga lalu merampas makanan.
“Ini membuat warga takut karena warga tidak mengenal anak itu,” tutur Pidi saat ditemui di rumahnya, Minggu (22/5/2016).
Maya, istri pemilik rumah kontrakan, mengakui meminta Erwantoni pindah dari rumah kontrakannya. Ia beralasan demi keamanan warga sekitar dan Anto sendiri.
Maya menceritakan, Erwantoni datang padanya mau mengontrak rumah pada Jumat siang. Menurut Maya, Erwantoni bilang akan tinggal sama anaknya yang sakit.
“Tapi dia tidak bilang anaknya itu sakit autis. Kalau saya tahu dari awal sakitnya seperti ini saya tidak izinkan dia ngontrak,” papar Maya.
Sore harinya, Maya mendapat kabar dari Ketua RT bahwa ada anak-anak teriak di dalam rumah kontrakannya. Maya juga mendengar informasi bahwa anak itu masuk ke rumah tetangga dan merampas makanan dari tangan tetangga.
Maya baru tahu ternyata anak itu adalah anak Erwantoni. Maya mencari Erwantoni di depan.
“Saya ketemu dia saya bilang anaknya teriak-teriak. Awalnya dia bilang tidak apa-apa. Tapi akhirnya dia pulang juga,” kata Maya.
Melihat situasi yang tidak kondusif, Maya pun meminta Erwantoni keluar dari rumah kontrakan tersebut. Maya mengatakan, kasihan melihat Anto terkurung seorang diri di dalam rumah. Maya takut terjadi apa-apa terhadap Anto di dalam rumah kontrakan miliknya.
Maya juga tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan karena keberadaan Anto. “Saya harus ambil sikap agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Makanya saya minta dia pindah. Uangnya saya kembalikan,” ucap Maya.
“Saya sebenarnya kasihan dengan anak itu. Harusnya kan anak itu dijaga tapi ini ditinggal sendirian di dalam rumah,” jelas dia.(*)