TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Meski puluhan warga mengalami gejala mual, diare, dan muntah usai menyantap soto yang dihidangkan di rumah Bambang, warga Dusun Semelo, Desa Kayen, Kecamatan Bandarkedungmulyo, namun pihak puskesmas belum berani menyimpulkan mereka keracunan soto.
Untuk memastikan, pihak Puskesmas Bandarkedungmulyo mengirimkan sampel muntahan pasien, sampel makanan, sampel air minum, ke Dinkes (Dinas Kesehatan) Jombang guna penelitian lebih lanjut.
"Berbagai sampel tersebut sudah kami kirim ke dinkes guna diteliti. Hasil uji laboratorium itulah yang bisa menyimpulkan faktor apa sehingga warga mengalami gejala mual, muntah, dan diare secara massal," ujar Kepala Puskesmas Bandarkedungmulyo, Jombang, dr Nanik Purbawati kepada Surya (Tribunnews.com Network), Senin (30/5/2016).
Nanik menjelaskan, sebanyak 38 pasien yang sebagian besar masih anak-anak itu mendapatkan perawatan intensif.
Pihak Puskesmas melakukan upaya kesehatan perorangan atau UKP dan juga upaya kesehatan masyarakat atau UKM.
UKP, kata Nanik, meliputi pemberian cairan kepada pasien, sedangkan UKM meliputi pemberian penyuluhan kepada masyarakat sekitar.
"Namun demikian, yang berwenang menyimpulkan apakah puluhan pasien itu mengalami keracunan atau tidak, adalah Dinkes," kata Nanik.
Sementara itu, Bambang menolak jika dikatakan penyebab keracunan adalah soto yang dihidangkan dalam tasyakuran yang digelarnya Sabtu (28/5/2016) pekan lalu.
"Kalau memang karena makanan yang kami hidangkan, nyatanya yang keracuanan tidak semuanya. Hanya sekitar 50 orang. Jadi keracunan itu bukan karenan hidangan tasyakuran," bantah Ny Bambang kepada Surya.
Keracunan massal itu bermula pada Sabtu (28/5/2016). Saat itu seorang warga bernama Bambang menggelar tasyakuran dengan mengundang anak yatim dan kaum dhuafa.
Jumlah undangan yang hadir sekitar 125 orang. Mereka kemudian menyantap makanan berupa nasi soto yang dihidangkan oleh tuan rumah.
Baru pada Sabtu malam hingga Minggu malam, puluhan warga mengalami gejala mual, muntah, pusing, demam tinggi, serta diare parah.
Mereka lantas dilarikan ke tiga fasilitas kesehatan terdekat. Jumlahnya total mencapai sekitar 58 orang, dengabn mayoritas yang keracunan adalah anak-anak.