Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Bayi Mei-Mei yang ditemukan di Jembatan Siak III, Jumat (6/5/2016) silam, sudah bersua dengan bapak kandungnya.
Pertemuan mereka turut mengungkap jenazah perempuan yang tenggelam di Sungai Siak, Pekanbaru, sehari setelah Mei-Mei diselamatkan.
Mei-Mei tidak mau lepas dari gendongan Basri (46), Jumat (3/6/2016) sore. Sesekali mata mungilnya menatap sekeliling ruangan Kapolsek Sektor Kepolisian Pelabuhan (SKP), AKP Nusirwan.
Di sana ada Hendro (32) bapak kandungnya serta Hasan Bisri (54) datuknya yang sengaja dipertemukan oleh polisi.
Mei-Mei yang bernama asli Gadis ini hanya mau bergantung pada Basri lelaki yang menemukan dan menyelamatkan serta merawatnya.
"Nama aslinya Gadis. Dia (Mei-Mei.red) memang anak saya," Hendro memulai cerita. Ia mengetahui keberadaan Gadis dari polisi.
Lewat sebuah foto yang diperlihatkan dari telepon seluler polisi, Hendro memastikan bahwa itu adalah perempuannya. Setelah itu Hendro mendatangi Polsek SKP.
Proses dari kepolisian Hendro kemudian bertemu dengan anaknya yang sudah hampir dua bulan tidak digendongnya.
"Saya tahu dari pakaian dan bukti gendongan berwarna biru putih yang biasa dipakai Gadis," dia berkata pelan.
Gadis adalah hasil pernikahan Hendro dengan seorang perempuan bernama Megawati (27). Jasad istri Hendro ditemukan di Sungai Siak sehari setelah Gadis diselamatkan.
Megawati diketahui melompat dari jembatan Siak III oleh dua orang saksi berdasarkan penyelidikan kepolisian. Masalah keluarga ditenggarai menjadi pemicu korban berbuat nekat.
Sebelum mengakhiri hidupnya, korban meninggalkan Gadis dalam gendongan kain.
Kepastian jasad perempuan tersebut adalah Megawati, setelah polisi menyelidiki keluarga korban. Hendro dan orang tua korban memastikan jasad yang ditemukan di Sungai Siak adalah Megawati.
"Saya lihat dari pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan," terang Hendro yang mengaku terakhir bertemu sehari sebelum korban nekat melompat dari jembatan Siak III.
Megawati masih sempat membelikan popok dan susu untuk anaknya. Setelah itu ada sebuah permintaan dari korban kepadanya yang ingin merantau jauh.
"Dia (korban, red) meminta uang kepada saya. Katanya mau merantau jauh. Namun saya jawab belum gajian," terang Hendro.
Setelah perbincangan itu, keesokan harinya ia tidak lagi menjumpai istri dan anaknya.
Kepastian indentitas jasad perempuan muda itu juga disampaikan bapak kandungnya, Hasan Bisri.
Hasan kemudian mengeluarkan selembar ijazah berisi foto perempuan muda identik dengan Megawati.
"Dia anak saya. Memang sudah lama saya tidak bertemu. Dan Gadis itu memang cucu saya," terang Basri.
Kapolsek SKP, AKP Nusirwan, menyebutkan pihaknya sebelum memastikan keluarga korban, sudah melakukan kroscek dan memeriksa saksi-saksi dan memperkuat dengan alat bukti.
"Kami sudah lakukan cek dan ricek. Kami datangi keluarga korban. Meminta bukti-bukti yang mengindetikkan korban. Kami juga periksa saksi-saksi serta merangkai kembali cerita dari penemuan jasad, anak bayi dari keterangan saksi," terang Nusirwan.
Penyelidikan Sebulan
Butuh waktu yang panjang bagi Polsek SKP sampai akhirnya memastikan rangkaian cerita dari temuan bayi sampai jasad perempuan di Sungai Siak.
Menurut Nusirwan, pihaknya begitu gigih mencari tahu siapa orang tua bayi, mulai mengekspose ke media massa sampai menyebarkan anggota untuk terus mencari tahu identitas korban.
"Satu bulan lebih kami lakukan penyelidikan. Dari pengakuan seorang lelaki yang menyebut anak dari bayi yang ditemukan, akhirnya kami rangkai kembali cerita temuan jasad perempuan. Semuanya akhirnya terungkap," papar Nusirwan.
Usaha Nusirwan dan personel Polsek SKP tidak hanya bisa mengungkap orang tua bayi, namun sekaligus mengungkap identitas perempuan yang ditemukan di Sungai Siak.
"Tentu kami berterimakasih kepada kawan-kawan media serta seluruh personel atas kerja kerasnya membantu pengungkapan ini. Jerih payah selama ini terbayarkan," ujar dia.
Ikhlas Melepas Mei-Mei
Terungkapnya orang tua bayi Gadis alias Mei-Mei justru menjadi dilema bagi Basri. Di satu sisi ia sudah terlanjur sayang pada bayi perempuan tersebut.
Di sisi lain ia juga harus merelakan bayi yang sudah diasuhnya selama sebulan lebih itu kembali ke pangkuan orangtua kandungnya.
"Memang agak berat sauya melepasnya. Namun Mei-Mei bukanlah anak kandung saya. Mei-Mei sudah bertemu orangtua kandungnya. Jadi yang terbaik Mei-Mei harus dikembalikan kepada orangtua kandungnya," ujar Basri pelan.
Basri masih mengingat pertama kali menemukan Mei-Mei di tepi jembatan Siak III. Mei-Mei yang masih dibalut kain gendongan warna biru putih duduk diam saat Basri sekilas melihatnya ketika melintas di jembatan tersebut.
Awalnya disangka karung sampah, namun langkahnya berangkat lebih pagi dari biasanya justru mempertemukannya dengan Mei-Mei.
"Istri saya juga sudah merelakan. Dia juga paham kalau itu bukan anak kandungnya," imbuh Basri.
Basri mengaku akan tetap memanggil bayi mungil tersebut Mei-Mei.
Kenapa Mei-Mei
"Karena ditemukan bulan Mei, maka saya beri nama Mei-Mei," demikian ucap Basri waktu itu. Baginya nama Mei-Mei sudah seperti panggilan kesayangan.
Satu bulan lebih dalam asuhan ia dan istrinya, Basri mengaku akan mengingat satu lagu pengantar tidur bagi Mei-Mei.
"Setiap Mei-Mei akan tidur, saya dan istri kerap menyanyikan lagu "Cicak-cicak di dinding". Biasanya Mei-Mei akan terlelap," terangnya.
Siapa sangka, lagu itu pulalah yang kerap dinyanyikan oleh almarhumah ibu Mei-Mei setiap akan meninabobokan anaknya itu.
"Saya sempat heran. Kok saat saya menyanyikan lagu "Cicak-cicak di dinding" respon Mei-Mei berbeda. Ia seperti fokus mendengarkan lagu itu. Sepertinya lagu itu pernah dinyanyikan ibunya," papar Basri.
Meski sudah dalam gendongan orangtua kandungnya, Basri mengaku akan tetap menjenguk Mei-Mei.
Mei-Mei baginya sudah seperti anak kandung.
Apalagi keberadaannya selama ini sudah cukup dikenal di warga sekitar rumahnya. Ibaranya, Mei-Mei seperti selebritis.
"Semua perhatian sama Mei-Mei. Dikasih baju, sepeda. Semua sayang padanya. Tentu saya akan selalu rindu. Saya akan sempatkan menjenguk Mei-Mei nantinya," imbuh Basri.
Gadis alias Mei-Mei rencananya akan diasuh oleh datuknya (orang tua dari korban Megawati).
Kepolsian akan menunggu proses penyerahakn tersebut setelah pihak keluarga besar berkumpul dan melalui kesepakatan semua pihak yang terkait.