Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-- Ar, kakek kandung korban pencabulan tampak beringas saat melihat sosok tersangka Anca, mantan menantunya digiring polisi di Mapolres Bangka, Kamis (9/6).
Ar bahkan sempat menarik baju Anca dan mengumpat pria tadi, sebagai ungkapan kekesalan.
Hal itu dilakukan AR setelah Anca dipastikan menodai cucunya, yang juga merupakan putri kandung pelaku.
Kepada sejumlah wartawan AR meminta pihak kepolisian atau aparat penegak hukum menghukum Anca seberat-beratnya.
"Cucu saya ini (korban -red) memang lebih dekat dengan ayahnya (tersangka pelaku, Anca). Karena ayahnya tidak bekerja dan lebih banyak di rumah."
"Kalau ibunya (NH), bekerja jadi biasanya seminggu sekali mereka dibawa ke rumah ayahnya (di Rambak)," kata AR,
Namun beberapa hari lalu lanjut AR, ketika pulang dari rumah pelaku, korban terlihat aneh. Raut wajah korban tampak pucat dan sering mengeluh sakit pada kemaluannya.
"Setelah ditanya, cucu saya (korban) bilang bahwa ayahnya yang melakukan perbuatan tak senonoh itu," sesal AR.
Padahal sebelumnya menurut AR, dia sempat menanyakan hal itu pada Anca. Namun Anca tak mengakui melakukan perbuatan tersebut.
"Sebelum kasus ini sampai di polisi Anca tidak mengakui melakukan hal itu. Setelah di polisi, dia baru ngaku," kata mantan mertua pelaku, AR.
Sementara itu saat jumpa pers, tersangka Anca ikut dihadirkan oleh polisi ke hadapan wartawan.
Tersangka dan barang bukti ditunjukan oleh pihak kepolisian sebagai bukti penanganan kasus ini sedang bergulir.
Saat jumpa pers, Kasat Reskrim AKP Andi Purwanto sempat nyeletuk bertanya pada tersangka kenapa dia tega melakukan hal itu pada putri kandung sendiri.
"Khilaf pak," kata Tersangka Anca, mengeluarkan jawaban dalam intonasi suara lemah, nyaris tak terdengar.