Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pesta Kesenian Bali (PKB) 2016 yang digelar dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat memanas.
Pesta Kesenian yang sejatinya menjadi tontonan akbar warga Bali ini tiba-tiba rusuh dengan adanya pemukulan pada Aktivis ForBALI.
Wayan Gendo Suardana, Koordinator ForBALI kepada Tribun Bali menyatakan, ‎dengan adanya kejadian pemukulan ini merupakan kejadian paling lucu di tahun 2016 ini.
Sepertinya, penyelenggara ketakutan dengan baliho dan kaos tolak reklamasi.
"Bayangkan saja, banyak warga yang diusirin dan disuruh ganti kaos termasuk saya. Sempat dihadang untuk masuk ke lapangan renon menonton pembukaan (PKB)," kata Gendo melalui pesan singkatnya, Sabtu (w1/6/2016).
Gendo menegaskan, padahal PKB adalah pesta untuk rakyat. Dan tidak ada ketentuan apapun oleh penyelenggara (Pemerintah) terkait ketentuan berpakaian.
Anehnya, kenapa warga yang berkaos Bali Tolak Reklamasi dihambat kebebasannya.
"Bahkan dua aktifis ForBALI dipukuli. Pukulannya di rahang kanan," ungkapnya.
Dua Aktifis itu ialah Suriadi dharmoko (direktur eksekutif Walhi Bali) yang terkena pukulan di rahang kanan dan dr Adi Sumiartha (Pengacara Publik) di tengkuk kiri.
"Ini tidak logis. Kami datang dengan niat menonton pembukaan PKB. Sering kami nonton dari tahun ke tahun. Kok kami dilarang hanya gara-gara pake kaos BTR (Bali Tolak Reklamasi)? Logikanya apa?," imbuhnya.
Gendo mengurai, kejadian itu ketika dirinya dan teman-teman Aktifis yang sejatinya datang ke lokasi PKB, kemudian aparat hanya berdalih perintah atasan, kemudian melarang mengenakan kaos BTR.
"Saking parnonya, sampai-sampai Aktifis dipukul hingga tersungkur," tutupnya. (ang)