TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sungguh patut menjadi contoh melihat aktivitas nenek penjual bawang ini. Selain berjualan, ia membaca sebuah kitab saat tidak ada pembeli.
Nenek penjual bawang di emperan Toko Endang Jaya di depan Pasar Kota Magelang, Jawa Tengah, terlihat khusyuk membaca kandungan kitab di pangkuannya.
Aktivitas nenek tersebut diabadikan pemilik akun Facebook Siti Entik Sukenti dan diunggah pada Senin (13/6/2016) pukul 13.44 WIB. Sebanyak 178 netizen pun menyukai foto tersebut.
Di foto itu pemilik akun menuliskan kalimat, "Berbincang dengan Tuhan, menyiapkan bekal hari kemudian sembari mencari bekal buat hari ini."
"Si nenek yang kedua matanya terjaga dengan baik. Mbahnya jualan bawang lanang di Jalan Pemuda Magelang, tepatnya di emperan Toko Endang Jaya, di daerah depan Pasar Rejowinangun Magelang, setiap bungkus bawang lanang tersebut dijual dengan harga Rp 20.000, berjualan dari pagi sampai sore. Monggo jika ada yang mau silaturahim dengan mbahnya dipersilahkan. Jika perlu saya antarkan ke beliau. Suwun," tulis Siti.
Mendadak menjadi viral foto tersebut setelah pemilik akun Muhamad Mudhakir mengunggah foto sama di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang, Selasa (14/6/2016) pukul 11.32 WIB.
Setelah diunggah di grup Facebook disertai keterangan, "Simbah dodolan dengan tadarusan. Coba siapa berani razia beliau." Sebanyak 179 orang menyukainya.
Para netizen beragam mengomentari foto tersebut. Seperti pemilik akun Kim Pul yang menuliskan komentarnya, "Subhanallah, sehat, kuat, semoga panjang umur mbah."
"Bisa jadi panutan bagi anak-anak muda yang sukanya senang-senang saja, lihatlah seorang nenek yang semangat untuk mencari surganya Allah, dengan berjualan bahkan di usianya yang sudah senja, semoga jualannya lancar dan mendapatkan rezeki dari Allah, amin," tulis pemilik akun Alfiah Alfia.
Ternyata nenek tersebut bernama Rohani atau akrab disapa Mbah Ro. Ia cekatan dan ramah melayani pembeli.
"Ini bawang lanang, harganya Rp 20 ribu per bungkus. Bagus untuk obat darah tinggi (hipertensi), dibuat sambal, lalu dicampur dengan minyak goreng juga enak sekali," Mbah Ro menjelaskan dagangannya ketika Kompas.com datang ke lapaknya, Selasa (14/6/2016).
Nenek berusia 90 tahun kembali melanjutkan membaca kitab Latiful Mutaharoh. Meski sudah lanjut usia, Mbah Ro tak kesulitan membaca setiap baris tulisan Arab dalam kitab tersebut meski tanpa kacamata.
Pendengarannya masih bagus untuk wanita seusia Mbah Ro. Selang beberapa menit Mbah Ro menutup kitab dan merapikannya. Ia melanjutkan membungkus bawang-bawangnya ke dalam plastik bening sambil berbagi cerita.
Nenek lima cucu dan sembilan cicit itu berujar, sudah terbiasa sejak kecil membaca Alquran maupun kitab. Sebagai Muslimah, ia tak pernah meninggalkan kebiasaan itu karena sudah perintah Allah SWT dan Rasulullah-Nya.
"Sebelum berangkat jualan, saya baca Al Quran dulu sebentar. Nah kalau sambil jualan begini baca kitab yang isinya soal fikih Islam, soal wudhu, soal puasa, dan sebagainya. Saya sudah sampai jilid tujuh," ucap Mbah Ro.
"Nanti malam baca Al Quran lagi di rumah. Kalau baca (Al Quran) di sini (lapak) suka dibilang pamer," katanya.
Mbah Ro mengatakan sejak kecil memang gemar berdagang. Semula, ia memiliki lapak di dalam Pasar Rejowinangun. Namun, lapaknya hancur akibat peristiwa kebakaran pada tahun 2008 silam. Dia tetap berjualan meski terpaksa di emperan toko tidak jauh dari Pasar Rejowinangun.
Menurut Mbah Ro, empat anak-anaknya sudah melarangnya berjualan. Namun, ia tidak bisa hanya berdiam diri di dalam rumah, apalagi hanya berpangku tangan meminta belas kasih anak-anaknya maupun orang-orang sekitarnya.
"Simbah memang dari dulu sudah dagang, ini yang dicontohkan kanjeng Nabi Muhammad SAW, angsal donya lan akhirate (dapat dunia dan akhirat)," tutur Mbah Ro.
Mbah Ro tinggal sendiri di Kampung Ganten, Kota Magelang. Ia mengenang dagangannya pernah diangkut petugas Satpol PP yang sedang razia beberapa bulan lalu. Mbah Ro harus berdebat dengan petugas demi mendapatkan kembali bawang-bawang miliknya.
"Simbah diantar teman ke kantor Satpol PP. Sampai di sana simbah masih disemayani (dijanjikan) kalau bawang simbah baru bisa diambil dua hari lagi," kenang Mbah Ro sembari menyeka air matanya.
Pada bulan Ramadan ini, Mbah Ro tetap menjalankan ibadah puasa wajib. Bahkan, pada hari-hari biasa, Mbah Ro sudah menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis.
"Salat dan puasa itu wajib. Kalau sedang sakit dibolehkan salat sambil tidur, boleh pakai isyarat, namanya wajib ya enggak boleh ditinggalkan," ucap perempuan asli Dusun Gedongan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Kalau puasa Senin dan Kamis itu dulu diajarkan sama guru mengaji Simbah agar mudah membaca dan membaca Alquran. Di akhirat nanti ini (Alquran) yang akan menolong simbah," kata dia.
Mbah Ro mengingatkan usianya sudah tua. Hampir semua kawan-kawan seusianya sudah meninggal dunia. Semua yang ia jalani di dunia adalah anugerah Allah SWT yang patut disyukuri.
"Yang ngasih sehat itu kan Gusti Allah, kita hanya harus bersyukur dengan cara ngibadah,” ujarnya.
Dapat Kejutan
Kisah Mbah Ro belakangan menjadi perbincangan di Facebook dan Twitter. Seorang warga telah memposting foto Mbah Ro yang sedang berjualan bawang sembari membaca kitab.
Setelah postingan di media sosial itu, Mbah Ro mengaku mendapatkan banyak kejutan setiap hari. Ada orang yang tiba-tiba memberinya Alquran, mukena, hingga memborong bawang dan kemirinya.
"Kulo mboten mangertos (saya tidak mengerti), kok tiba-tiba banyak yang datang ke sini, sedanten kersane Gusti Allah (semua atas kehendak Allah)," tutur dia. (Kompas.com)