Atas dasar penghargaan terhadap dedikasi para senior tersebut HI mengambil sikap pasif. Kini para bekas murid bergabung dengan admin kedua situs melakukan gerakan pemecahbelahan HI dan berusaha membenturkan HI/LANTERA/LTLM dengan beberapa ormas Islam lewat isu penyelewengan akidah.
Berdasarkan rekam jejak di HI pokok permasalahan yang sebenarnya adalah kekecewaan para senior terhadap perkembangan organisasi yang dinilai tidak mampu menyejahterakan mereka.
Senior yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mengharapkan kesejahteraan dari organisasi. Kasus pribadi ini kemudian dibalut sedemikian rupa dengan isu sara dan diupayakan untuk dilegitimasi sebagai kasus penistaan agama.
Kasus ini berkembang sedemikian rupa sehingga mulai terjadi pembunuhan karakter terhadap identitas HI. Hikmatul Iman diposisikan sebagai aliran sesat melalui pemberitaan media online dan media sosial.
"Harapan kami sederhana. Hentikan upaya pemberian cap sesat terhadap Hikmatul Iman/LANTERA/LTLM dan hentikan upaya eks-senior dan para admin untuk membenturkan dengan ormas lain. Jika mereka tidak dihentikan maka konflik horizontal merupakan hal yang niscaya dapat terjadi," tulis petisi itu.
"Kepada para pihak, mari menilai dengan jernih dan melihat kembali manfaat yang Hikmatul Iman/LANTERA/LTLM telah dan sedang berikan pada masyarakat. Ratusan ribu bahkan jutaan pasien telah terbantu melalui latihan olah nafas yang HI ajarkan," tulis petisi itu.
MUI Jabar belum menyimpulkan apakah ajaran DZA menyimpang dari Islam atau tidak. Dalam waktu dekat MUI Jabar akan memanggil DZA untuk meminta klarifikasi.
"Insya Allah dua tiga hari kami panggil DZA. Saya ingin segera, kalau tidak cepat ini bisa menimbulkan gesekan," ujar Ketua MUI Jabar, KH Rachmat Syafei.