Namun saat jaraknya antre dengan selang pengisi BBM hanya sekitar 3-5 meter, tiba tiba petugas SPBU mengumunkan bahwa bahan bakar tekah habis.
"Rasanya kesal banget. Sudah antre 4 jam tapi BBM habis. Petugas sama sekali tak menginformasikan bahwa bahan bakar akan habis," terang Joko.
Demi berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, Joko pun memutar akal.
Tak ada satu pun penjual bensin eceran di dinihari itu.
Ia pun lantas mencari petugas maupun pekerja di SPBU. Ia lantas bertemu pekerja cleaning service di SPBU itu.
Joko lantas meminta bantuannya untuk mencarikan bensin.
Pekerja SPBU itu lantas menawarkan bantuan. "Ada empat liter bensin di tankiĀ motornya. Ia lanyas menawarkan harga 4 liter seharga Rp 200 ribu atau Rp 50 ribu per liter," ujar Joko.
Pemilik bensin itu juga semakin jual mahal lantaran bensinnya juga akan ditawarkan ke pemilik mobil yang nasibnya sama dengan Joko.
Dengan berat hati, Joko pun lantas membeli bensin tersebut.
"Saya beli 2 liter seharga Rp 100 ribu. Terpaksa saya beli daripada saya tak bisa pulang kampung," cerita Joko.
Dengan kondisi badan yang sudah luar biasa capek dan mata mulai sayu karena mengantuk, Joko akhirnya menuntun motornya di sekitar SPBU dengan harapan bahan bakar segera diisi lagi.
Namun tetap saja SPBU ditutup karena tak ada lagi suplai.(*)