Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Meski perlu penelitian secara mendalam, arkeolog Badan Arkelogi Bandung, Lutfi Yondri, meyakini batu menyerupai bidak catur raksasa merupakan candi miniatur.
Menurut Lutfi, konsep candi di Jawa Barat tidak sama seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan India.
“Upacara keagaamaan konsep Hindu dan Budha di Jabar itu ada konsep sendiri. Tidak perlu membangun bangunan besar, cukup membangun simbol tertentu saja. Kecurigaan saya apakah batu itu miniatur candi yang dibawa masyarakat kelompok kecil dalam melaksanakan upacara keagamaan,” ujar Lutfi kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Minggu (10/7/2016).
Ia meyakini batu berbentuk bidak catur tersebut itu ketika pengaruh agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia. Sebab Jabar merupakan satu dari dua daerah yang menerima paling awal budaya Hindu dan Budha.
“Dua daerah itu Jabar dan Kaltim. Kemungkinan besar dan bisa jadi batu itu untuk upacara keagamaan pada masa kerajaan Tarumanegara atau sesudahnya,” ujar Lutfi.
Keyakinanannya pun diperkuat jika posisi ditemukannya batu menyerupai bidak catur itu tak jauh dari pesisir pantai. Ia semakin yakin jika keberadaan batu di kawasan perbukitan Kampung Oclang itu merupakan akibat perilaku manusia.
“Secara geologi batu itu seandainya alamiah itu dari laut, tapi kalau naik atas (bukit, red) itu perilaku budaya. Saya punya curiga itu dibentuk manusia, nah itu pentingnya arkeologi harus mencari tahu itu mengetahui yang mana alami atau dipahat. Karena bentuknya tidak seragam,” kata Lutfi.