Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Seorang tokoh masyarakat, Ahyat (40), menilai kasus Ririn Aryanti (6), penderita hidrosefalus, menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kota Bandung.
Sebab dengan indeks kebahagian Kota Bandung yang diklaim meningkat ternyata masih ada warga yang tinggal di tengah kota menderita hidrosefalus dan gizi buruk.
"Pejabat terakhir yang datang menengok dulu Pa Ayi Vivanada (mantan Wakil Walikota, red) ketika mencalonkan diri. Tapi itu tiga tahun lalu. Setelah itu tidak ada lagi dan tidak ada tindaklanjutnya," kata Ahyat ketika ditemui di kediamannya di Jalan Kamasan RT 7/7, Kebonjeruk, Kecamatan Andir, Minggu (17/7/2016).
Pengurus RW telah berupaya maksimal menolong Ririn. Ririn mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan untuk mendapatkan perawatan, namun keluarganya urung membawanya ke rumah sakit lantaran kondisinya tak memungkinkan.
"Dibawa dengan angkot saja itu sulit, apalagi jalan. Pasti repot. Harusnya ada tindaklanjut dari instansi terkait jika memang mengetahui ada warganya yang menderita seperti ini," kata Ahyat.
Ahyat berharap Pemkot Bandung segera membantu Ririn, mulai pengobatan sampai pemenuhan kebutuhan. Ia meminta dermawan di Kota Bandung memberi perhatian kepada Ririn.
"Pasien obesitas saja bisa ditangani dan masuk RSHS tanpa biaya. Kok ini tidak bisa ditangani. Ririn harus diberi perhatian lebih karena dia menderita," ujar Ahyat.
Anggota DPRD Kota Bandung, Aan Andi Purnama, mengaku akan memfaslitasi Ririn agar bisa segera mendapatkan perawatan medis.
"Nanti saya akan dorong juga dinas kesehatan unuk memberikan pengobatan secara kontinyu termasuk ambulans untuk merujuknya ke rumah sakit," kata Aan.