TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sikap kenegarawanan mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko memang pantas diacungi dua jempol.
Meski sudah bukan lagi Panglima TNI, Moeldoko tetap berusaha memajukan negara.
Salah satunya dengan mencari inovator muda. Sebelumnya, Moeldoko menghelat Panglima TNI Innovation Award saat masih menjabat sebagai orang nomor satu di TNI.
“Untuk itu saya terus mencari dan mendekati para inovator muda walau sudah pensiun,” papar Moeldoko saat bertemu dengan para dosen dan mahasiswa di Kampus Universitas Gadjah Mada, Selasa (19/7).
Saat itu, Moeldoko ditemani beberapa dosen dan pembimbing. Di antaranya ialah Prof. Indarto, Prof. Rustadi, Dr. Deendarlianto, Dr. Wiratni dan Dr. Indah. Para mahasiswa pun antusias berdiskusi dengan Moeldoko.
Pembicaraan mengerucut pada tindak lanjut penemuan teknologi microbubble generator (MBG) yang telah dikembangkan oleh tiga mahasiswa UGM. Yaitu Muhammad Nabil Satria Faradis dan Fajar Sidik Abdullah dari teknik mesin dan Untarini Febrian Ramadhani (manajemen FEB).
Mewakili dua kawannya yang tergabung dalam Tim MINO Microbubble Tech, Fajar menjelaskan bahwa teknologi yang dikembangkannya dapat membuat distribusi oksigen dalam kolam menjadi lebih sempurna.
Sebab, gelembung udara dihasilkan dari dasar kolam. Padahal, lanjut Fajar, MBG dikembangkan dari rangkaian sederhana yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu pompa dan pipa.
Namun, dalam penerapannya teknologi ini dapat meningkatkan kualitas air di kolam pembiakan ikan sehingga mendukung pertumbuhan ikan dalam kolam.
“Ikan akan semakin panjang, berat, dan jumlah ikan yang mati dari masa pembibitan hingga panen akan berkurang,” ujar inovator muda UGM yang produk inovasi bersama timnya terpilih sebagai semifinalis sepuluh besar USAID Asia dan Young Southeast Asian Leaders Initiative of Food Innovation Challenge 2016.
Inovasi yang dilakukan para mahasiswa UGM itu sejalan dengan prinsip Moeldoko. Selama ini, jenderal kelahiran Kediri, Jawa Timur itu memang menekankan konsep 3M.
Yakni Mudah, Murah dan Melimpah. Apalagi teknologi ini bisa menjawab sektor perikanan budidaya yang jumlahnya sekitar 25 persen dari total produksi perikanan Indonesia.
Sayangnya, sejak 2005 perkembangan sektor ini berjalan stagnan karena permasalahan lahan dan air bersih untuk budidaya ikan.
“Inovasi mereka bisa meningkatkan kesejahteraan para petani budidaya perikanan darat. Sangat menantang untuk didukung dan dikembangkan lebih lanjut,” ujar pria yang mendirikan Masjid Moeldoko itu.
Kalangan akademisi UGM pun sepakat dengan visi yang diusung Moeldoko. Sebab, prinsip 3M yang ditekankan Moeldoko memang sangat bagus. Yakni mudah dalam penerapan, murah dari sisi teknologi dan melimpah dari segi hasil.
“Rasanya ide Pak Jenderal gathuk (cocok) dengan kami,” kata Fajar mewakili teman-teman dan para pembimbingnya.
Padahal, menurutnya, sudah banyak perusahaan yang mau mengajak melakukan kerja sama untuk pengembangan MBG namun ditolak karena tidak adanya kesamaan visi.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, minggu depan Tim UGM dengan Tim Moeldoko akan bergerak mengunjungi Purworejo untuk mencari lokasi dan lahan yang tepat. Kedua tim juga akan langsung melakukan uji teknologi dalam skala industri.