Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Oding Turiat (75), penjaja kaset di Jalan Cihapit, pinggir Jalan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, telah menjalani profesinya sejak 1987.
Kala itu ia animo penjualan kaset baru dan bekas miliknya itu nyaris seperti berjualan kacang. Setiap harinya selalu ada warga Kota Bandung yang berbelanja di tempatnya.
“Waktu itu harga kaset masih harga Rp 600 sampai Rp 700,” kata Oding menceritakan kisahnya di kiosnya, Rabu (27/7/2016).
Kondisi itu jelas berbeda dengan saat ini meski masih ada yang meminati kaset. Berbagai kalangan dan usia masih menikmati lagu yang terekam dalam kaset tersebut.
Oding pun mengaku ada warga negara asing yang sudah menjadi langganan tetap kaset-kaset tua miliknya.
“Dia warga negara Belanda yang tinggal di Kota Bandung. Suka ke sini kalau cari lagu Sunda atau tradisional,” ujar Oding.
Tak hanya datang, kata Oding, WNA bernama Hank itu kerap pesan lagu-lagu tertentu kepadanya. Jika pesanannya itu ada, maka pria bule itu mendatangi kiosnya.
“Kaset yang saya jual itu asli semua. Saya dapatnya dari orang yang punya kemudian dijual. Ada juga yang didapat dari perusahaan rekaman yang sudah tutup,” kata Oding.
Di kiosnya ada puluhan ribu kaset dengan album dan penyanyi yang berbeda.
Oding memilih setia bertahan menjual kaset bukan hanya semata-mata untuk mencari materi.
Oding juga memang mencintai musik sejak dahulu. Beberapa kaset tembang lawas pun dikoleksinya di rumah.
“Kalau mau buka usaha baru kan harus mulai dari nol. Belum tentu berhasil, lebih baik seperti ini tapi rutin,” kata Oding. (cis)