TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail meminta kepada keluarga ABK (Anak Buah Kapal) Charles yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf bersabar.
Pemerintah Kota Samarinda terus berupaya dan berkoordinasi untuk melakukan pembebasan para sandera.
"Penanganan sandera ini kan sudah dilakukan pemerintah pusat, melalui TNI, Badan Intelejen Negara (BIN), dan sudah pasti juga ikut dipantau Presiden," kata Nusyirwan.
"Info terakhir bahwa TNI mendapat persetujuan PBB untuk operasi penyelamatan warga kita. Tolong cek progress berita ini ke teman-teman nasional atau teman wartawan Kompas. Prinsipnya Pemkot Samarinda meminta penyelesaian cepat untuk kasus ini. Sama dengan apa yang diharapkan keluarga," lanjut Nusyirwan.
Menurutnya, hal ini tergantung Pemerintah Filipina dan Indonesia untuk solusinya.
"Jika keinginan warga atau korban bertemu dengan Presiden Jokowi maka Pemkot Samarinda akan menindaklanjuti dan mengkoordinasikan kembali," ujarnya.
Nusyirwan meminta keluarga korban bersabar, solusi lainnya melapor kepada aparat kepolisian.
"Seperti ini kan memang harus ada koordinasi dengan perusahaan, kita akan mengupayakan ini, nanti ada penanganan khusus, apa yang diharapkan keluarga sama halnya dengan apa yang diharapkan pemerintah," ungkap Nusyirwan.
Jika ada warga Samarinda yang ingin mengadukan nanti akan disampaikan melalui Komunikasi Intelejen Daerah (Kominda).
"Kami hanya mengajak keluarga bersabar, tanpa kami datangi keluarga pun kami selalu berupaya, kami pun ingin masalah ini cepat selesai," tandasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Samarinda Erham Yusuf mengatakan, adanya kejadian ini sudah dilakukan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan membentuk crisis center.
"Crisis center itu sudah lama dibentuk, setelah empat hari sandera itu dilaporkan, saat ini sudah dilaporkan ke pemerintah pusat," kata Erham.
Saat ini pemkot hanya mengikuti perkembangan dari tujuh ABK yang disandera. Perkembangan terakhir keluarga korban akan dibawa ke Jakarta bertemu dengan Menteri Luar Negeri.
"Perusahaan tempat tujuh ABK bekerja terus melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat. Ada rencana pihak perusahaan membawa keluarga korban ke Jakarta," ujar Erham.
Keberangkatan keluarga korban ke Jakarta itu masih dalam rapat internal pemkot dan perusahaan.
Dikatakan Erham, sudah dilakukan komunikasi dengan pemerintah pusat, ini pun masih menunggu. Saat ini Pemkot Samarinda sudah memonitoring dengan terus berkomunikasi baik dengan pihak perusahaan dan keluarga korban. (dha)