Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Puluhan sopir angkot mendesak Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Kapolres Purwakarta AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko konsisten menerapkan kebijakan larangan pelajar menggunakan motor ke sekolah.
"Sudah beberapa hari ini polisi dan pemerintah gencar merazia pelajar yang pakai motor ke sekolah. Menurut kami itu harus konsisten, berkelanjutan," ujar Ketua Kelompok Kerja Sub Unit Angkutan Kota Jalur 07, Wawan Gunawan, ditemui di Sub Terminal Maracang, Jalan Industri, Purwakarta, Selasa (2/8/2016).
Gencarnya razia menyusul kecelakaan lalu lintas yang menewaskan tiga pelajar dalam satu hari akhir pekan lalu. Pelajar SMK Negeri 1 Purwakarta harus berurusuan dengan polisi karena menabrak empat siswa SD Negeri 2 Sukajaya, satu orang tewas.
"Jangan gencar razia hanya saat ada kecelakaan melibatkan pelajar saja. Kalau kebaijakan itu konsisten, itu akan berdampak positif pada kami," ujar Wawan.
Meski begitu, pihaknya mengapresiasi pemerintah dan polisi yang gencar merazia pelajar menggunakan motor ke sekolah.
"Jika konsisten pelajar tidak pakai motor ke sekolah, mau tidak mau mereka bakal pakai angkot ke sekolah, kan itu bagus, mengurangi kemacetan dan memberi kehidupan pada kami sopir angkot," ujar Wawan.
Sopir angkot jalur 07, Sulaeman, menambahkan selama ini populasi motor yang tinggi membuat para sopir angkot kelabakan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
"Tahu sendiri motor sekarang berseliweran. Kalau misalkan pelajar tidak naik motor dan pakai angkot, seperti saya bilang akan berpengaruh pada kami," kata Sulaeman.