Laporan Wartawan Surya, Nuraini Faiq
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pengamat politik Unversitas Airlangga, Hariyadi, menilai wajar pernyataan minta maaf Risma kepada warga dianggap sebagai tanda berpamitan.
Apalagi dalam ucapan maafnya, Risma mengatakan momen saat itu merupakan hari-hari terakhirnya bersama warga. Orang berkesan Risma jadi maju di Pilgub DKI Jakarta.
"Itu wajar jika kemudian banyak yang mengaitkan pernyataan minta maaf Bu Risma itu dengan kontestasi di Pilgub DKI," kata Hariyadi kepada Surya, Kamis (4/8/2016).
Apakah konteks dan makna yang sebenarnya permintaan maaf itu terkait kepastian Risma meninggalkan Surabaya ke Pilgub DKI, Hariyadi belum bisa menjamin.
Ia baru bisa menilai kepastian itu jika mendapat konfirmasi langsung ke Risma.
"Hanya Risma dan PDI Perjuangan yang tahu kepastian itu. Apakah permintaan maaf itu sebagai sinyal akan meninggalkan Surabaya, saya tidak tahu. Yang bersangkutan yang paham," kata Hariyadi.
Hariyadi belum bisa membicarakan lebih jauh terkait konstelasi dan prediksi jika Risma bena-benar sebagai penantang Basuki Tjahaja Purnam atau Ahok.
"Maaf, ini ada meeting. Saya tinggal sebentar karena Anda menghubungi," kata Hariyadi lalu pamit.