Saat kedua korban tersebut melompat sopir langsung ngacir.
Sementara kedua korban ditemukan tergeletak di jalan oleh beberapa warga yang kemudian membawa mereka ke rumah sakit.
Namun naas bagi Resti yang adalah mahasiswa baru, nyawanya tidak bisa terselamatkan.
Sementara Mega harus masuk ruang gawat darurat kemudian dirawat. Saat ini sementara mendapat perawatan di RS Sam Ratulangi Tondano.
Jenazah Resti sudah visum kemudian dibersihkan, untuk kemudian rencananya akan dikirimkan ke Tobelo.
Korban diduga meninggal lantaran benturan di bagian kepala, kemungkinan terbentur di batu saat melompat.
AKBP Syamsubair, Kapolres Minahasa menjelaskan bahwa kejadian tersebut sekitar jam sepuluh malam .
"Mereka di sekitaran bundaran Tataaran, kemudian mereka mau pulang kos naik mikro kampus," katanya.
Namun saat sampai di lorong SMA tempat kos mereka dan para korban ini minta berhenti, sopir mikro ini tak berhenti malah terus," jelasnya.
Lantaran tak mau menurunkan mereka, akhirnya saat masuk Unima tepat di depan kolam renang Unima mereka berdua lompat dari mobil.
"Saat mendapatkan informasi saya langsung turun ke lokasi bersama anak buah, kemudian meminta keterangan beberapa saksi," jelas dia.
Ia menambahkan, menurut korban Mega bahwa di dalam mikro tersebut ada dua orang yaitu sopir dan satu orang lagi di sebelah sopir.
"Ada ciri-ciri sopir yang dikenali oleh korban, di dalam mobilnya juga. Sekarang sementara dilakukan pencarian," jelas dia.
Selain itu juga, malam itu langsung dilakukan razia mikro untuk mencari mikro tersebut.