Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sebelum mencoba membunuh pastor serta upaya meledakkan bom rakitan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur Medan.
Ivan Armadi Hasugian sempat mengetes bom di loteng rumah.
Kediaman orangtua Ivan Armadi Hasugian di Jalan Setia Budi, Gang Sehati dipadati personel Polda Sumut dan Polresta Medan. Beberapa polisi berdiri di lantai dua rumah bercat kuning.
Selain itu, pagar utama rumah itu, sudah police line. Beberapa personel Brimob Polda Sumut bersenjata lengkap berjaga-jaga. Bahkan, tiga polisi berpakaian preman berdiri di teras lantai dua rumah.
Kediaman orangtua Ivan berlantai dua, tepat dibagian depan digunakan untuk menjemur pakaian. Sedangkan bagian belakang tak berlantai dua.
Adi, warga sekitar menjelaskan, satu hari sebelum Ivan melakukan penyerangan pastor mendengar suara ledakan yang keras. Ihwalnya, ia menduga trafo PLN meledak.
"Namun, saat aku mengitip ke jendela, terlihat Ivan meledakkan petesan yang terbuat dari pipa. Enggak tahu, kalau pipa-pipa itu dirakit buat bom serang gereja," ujarnya di Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang, Minggu (28/8).
Selain itu, kata dia, Ivan meledakkan bom rakitan di loteng rumah sekitar pukul 09.00 WIB. Kala itu, banyak warga komplek tidak berada di rumah. Artinya menjalankan aktivitas sehari-hari.
"Ada dua kali suara ledakan, pertama keras kayak trafo meledak dan kedua kecil. Jadi, kami menduga hanya iseng-iseng main-main aja. Apalagi, Ivan rajin beribadah," katanya.
Sedangkan, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Ginting mengatakan, berdasarkan pengembangan dikediaman Ivan Armadi Hasugian ditemukan beberapa benda.
"Hasil pemeriksaan dari kamar Ivan memang ada, detonator rakitan, trafo, pipa, semen, alumunium foil, baterai, pasport atas nama Ivan, kartu tanda siswa, kabel-kabel dan pupuk urea," ujarnya.
Ia menuturkan, pada 26 Agustus 2016, sekitar pukul 09.00 WIB, Eva, kakak Ivan mendengar suara ledakan di atas rumah. Hasil pemeriksaan terindikasi Ivan melakukan percobaan terhadap bom pipa yang dirakit.
"Sekitar satu minggu yang lalu, ibu pelaku mengetahui bahwa terdapat kiriman paket kepada Ivan yang berisi pupuk," ungkapnya.