TRIBUNNEWS,COM - Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung mencapai dua juta ton sampai tiga juta ton pada setiap panen raya jagung pada 2017 mendantang.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, target itu dimaksudkan untuk menekan bahkan menghilangkan ketergantungan pada impor jagung secara nasional.
Adapun Provinsi Gorontalo sudah ditetapkan menjadi salah satu lumbung jagung nasional.
Soal itu, Rusli menegaskan pihaknya bertekad untuk menghasilkan jagung berkualitas hingga lima juta ton setiap kali panen, dari luas tanam 400 ribu hektar.
“Saat ini, Gorontalo sudah berhasil menanam jagung hinga 200 ribu hektar dengan hasil satu juta ton. Maka tahun depan kami akan meningkatkan luas tanam dan hasil produksi hingga 2 hingga 3 juta ton per panen raya, agar kebutuhan jagung nasional terpenuh,” kata Rusli Habibie dalam keterangannya, Senin (29/8/2016).
Peningkatkan produksi jagung ini akan meningkatkan pendapatan para petani. Menurutnya, saat ini pemerintah pusat telah menentukan harga jagung yaitu Rp 3.150 batas bawah dan Rp 4.000 batas atas dengan kadar air 15 persen.
Disebutkan, sudah ada pembeli dari Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) yang sanggup membeli dengan jumlah besar hingga delapan juta ton.
“Bila kemudian swasta tidak membeli, maka Bulog Gorontalo akan siap membeli dan tidak bisa menolak karena sudah keputusan pemerintah. Perputaran uang akan sangat tinggi di Gorontalo dengan perdagangan jagung ini, bila satu juta ton maka diperkirakan beredar uang Rp3 triliun di Provinsi Gorontalo ,” tuturnya.
Adapun keterangan pers mencantumkan apresiasi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, atas terobosan baru Provinsi Gorontalo dalam menghasilkan jagung.
Menurutnya, ini sejarah baru bagi Provinsi Gorontalo karena baru kali ini berhasil menanam jagung dengan luas tanam 200 ribu hektar dan hasilnya satu juta ton.
“Ini sejarah baru bagi Gorontalo, tidak ada sejarah tanam jagung 200 ribu hektar, ini adalah sejarah baru hari ini. Karena itu, kami menetapkan Gorontalo sebagai lumbung jagung nasional. Dan ini jagung yang siap memenuhi kebutuhan nasional, memberhentikan impor jagung, yang kini sudah turun 60 persen,” kata Andi Amran saat panen raya jagung di Desa Ayu Molingo, Pulubala, Kabupaten Gorontalo, pada 25 Agustus silam.
Selain itu, Andi Amran juga menegaskan, bahwa dia tak main-main kepada pihak yang menyusahkan petani.
Menurutnya, tahun lalu sudah ada 40 orang yang dijebloskan ke penjara lantaran menimbun dan mengoplos pupuk bersubsidi. Karena itu, jika masih ada tengkulak yang bermain, maka ia meminta untuk segera dilaporkan ke pihak berwajib.
"Ketahanan pangan adalah ketahanan negara. Tahun lalu kami penjarakan 40 orang orang, salah satunya isteri pejabat yang mengoplos pupuk. Dia untung Rp 500 juta sehari. Tak pandang bulu, akan kami penjarakan," katanya.