Semua warga mengeluarkan tumpeng dengan lauk khas warga Osing, yaitu pecel pithik alias ayam panggang dengan parutan kelapa. Kekhasan acara ini juga ditambah akan dinyalakan obor di setiap depan pagar rumah warga.
Sebelum Tumpeng Sewu, para perempuan sudah sibuk sejak pagi di dapurnya. Mereka membakar ayam kampung untuk pecel petek.
Seperti yang dilakukan Saonah, sejak pagi dia telah sibuk dengan ayam-ayam kampungnya.
"Ayam-ayam ini telah saya beli dan rawat sejak enam bulan lalu. Ini memang saya khususkan untuk tumpeng sewu," kata Saonah.
Menurut Saonah, kalau membeli ayam kampung dewasa mahal harganya. Satu ekor bisa mencapai Rp 50.000.
Tetapi apabila membeli ayam saat masih kecil dan dirawat, biaya sangat hemat. Untuk Tumpeng Sewu tahun ini, Saonah memotong delapan ayam kampung. Tujuh ayam untuk dibuat tumpeng, dan satu ayam untuk kuah asin.
"Sebenarnya satu rumah hanya diwajibkan satu tumpeng. Kebetulan saja, hari ini banyak teman-teman anak saya datang ke rumah," kata Saonah.
Ayam yang dibakar pun dengan cara yang unik. Setelah dibersihkan bulunya, ayam itu didekatkan pada kompor kayu bakar agar lemak dan darahnya mengering. Setelah itu baru dibakar. (haorrahman)