Laporan Wartawan Tribun Bali Sarah Vanessa Bona
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jero (25) tampak menemani ibunya, Ni Wayan Dangin (48), yang terbaring lemah di atas bed IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (7/9/2016).
Lehernya tampak dibalut oleh gips karena terjatuh dari ketinggian sekitar 10 meter saat memanjat pohon cemara.
Akibat insiden itu, ibu lima anak tersebut mengalami patah tulang leher, lebam pada mata, kaki bengkak, dan seluruh badannya tidak bisa digerakkan.
Peristiwa itu berawal saat wanita kelahiran Desa Sangau Kintamani Bangli tersebut berangkat ke bukit di sekitar gunung batur, untuk mencari rumput sebagai makanan sapi.
Ia berjalan kaki sejauh tiga kikometer dan sesampai di sana memutuskan memanjat pohon cemara untuk memetik dedaunan.
Ini karena rumput-rumput mengalami kegersangan akibat musim kemarau.
Dangin yang terbiasa memanjat pohon sejak usia 13 tahun ini tak menyangka akan terjatuh.
Ia kehilangan keseimbangan saat menginjak dahan pohon yang tiba-tiba patah.
Ia sempat berusaha menggapai ranting pohon sembari berteriak, sebelum akhirnya terjatuh ke atas tanah.
Suaminya yang tak jauh dari lokasi sedang menggembalakan sapi, mendengar teriakan Dangin yang meminta tolong.
Ia langsung mencari keberadaan istrinya diikuti rekan-rekannya, yang juga bekerja sebagai gembala sapi.
Dangin dilarikan ke Puskesmas Sangau oleh suami dan warga sekitar.
Jero yang sedang berbelanja di pasar, langsung dihubungi oleh tetangga yang menolong ibunya.