TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yang menjadi otak pembunuhan dua pengikutnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani, Rabu (28/9), dipamerkan oleh penyidik ke publik sejak ditangkap Subdit Jatanras Polda Jatim, Kamis (22/9/2016).
Pengasuh padepokan di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo saat itu tidak mengenakan jubah atau seragam kebesaran.
Namun lelaki bertubuh tambun itu mengenakan seragam tahanan warna orange dengan nomor punggung 03.
Taat Pribadi saat turun dari mobil setelah dijemput dari tahanan Polda Jatim, ketika melihat sekelompok wartawan langsung melempar senyum. Ia kelihatan segar seperti habis mandi dengan rambut disisir ke belakang.
Bagaimana kondisinya Dimas Kanjeng? "Sehat selalu," tuturnya.
Ketika disinggung terkait pembunuhan berencana terhadap dua pengikutnya, Taat Pribadi enggan menjelaskan. "Itu sudah saya jelaskan di BAP," terangnya.
Apakah pembunuhan terhadap Ismail dan Abdul Gani terkait laporan salah seorang korban ke Mabes Polri? "Itu tidak ada kaitannya dan itu sudah saya jelaskan di BAP," sambung Taat.
Terkait banyaknya pengikut yang masih berkumpul untuk menunggu kepastian uang hasil penggandaan, Taat mengaku sanggup untuk mengembalikan.
"Siapapun yang saya rugikan akan saya kembalikan, jangan khawatir. Saya niatnya baik dan akan saya kembalikan," terang Taat saat digiring menuju gedung subdit Jatanras untuk pemeriksaan lanjutan.
Apakah Anda bisa menggandakan uang? "Insya Allah. Begitulah," jawabnya singkat.
Ketika menggandakan uang, Taat mengaku menggunakan ilmu dan itu dilakukan sejak 2006. Namun ilmu apa yang dipakai untuk menggandakannya, tersangka hanya melempar senyum. "Ya ilmulah," katanya.
Mengenai siapa saja yang menggandakan uang pada dirinya, lelaki berkulit sawo matang itu tak mau menyebut.
Sewaktu 'dipancing' apakah ada pejabat, tokoh nasional atau tidak tokoh politik, Taat tetap tak mau menyebut. "Itu RHS (rahasia)," jelasnya sambil melempar senyum.