Pertama, rombongan menuju masjid di dekat rumah induk Taat Pribadi. Di masjid itu, KH Abdusshomad melihat kondisi di dalam masjid.
Setelah itu rombongan bergeser ke tenda-tenda yang digunakan para pengikut Taat Pribadi untuk menunggu pencairan uang mahar.
Rombongan memasuki gerbang bertuliskan Padepokan Dimas Kanjeng dengan tinggi sekitar 15 meter.
Di dalam itu, MUI disuguhi pemandangan ratusan tenda pengikut Taat Pribadi. Kondisinya sangat memprihatinkan.
Bahkan, sang KH Abdusshomad pun sempat kebingungan mau mengunjungi tenda pengikut dari sisi mana.
Akhirnya, rombongan pun berjalan sembari melihat satu per satu tenda. KH Abdusshomad sempat berhenti di tenda yang ada spanduk Dimas Kanjeng dengan ukuran cukup besar.
Ia sempat dibuat geram melihat tulisan karomah yang ditujukan kepada Taat Pribadi.
"Apa-apaan ini, sebutan karomah itu hanya untuk Wali Allah bukan untuk Dimas Kanjeng," katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan melihat tenda lainnya. Langkah KH Abdusshomad pun terhenti ketika melihat seorang pengikut Taat Pribadi berjualan es dan makanan di area tenda itu.
"Apa yang ibu lakukan disini? Sudah berapa lama disini?" tanya KH Abdusshomad ke perempuan berjilbab yang mengaku bermama Irine ini.
Dengan gugup, Irine pun menjawab pertanyaan kiai yang didampingi banyak orang ini.
"Saya sudah lima bulan di sini. Saya di sini ikut pondok dan belajar agama," katanya membalas pertanyaan.
KH Abdusshomad pun kembali bertanya ke Irine. "Apa tidak mau pulang? Mau menunggu apa di sini?" tanyanya.
"Saya mau sekali kalau disuruh pulang. Ini juga sedang merencanakan pulang ke kampung Jombang," jawabnya.